Jakarta dan sekitarnya menjadi kota yang paling banyak mengonsumsi telur. Melebihi rata-rata Tiongkok, sebanyak 13,64 kg telur per kapita dikonsumsi oleh warga Jakarta dan sekitarnya pada 2021.Â
Jumlah tersebut bahkan melebihi rata-rata konsumsi masyarakat Indonesia, yaitu 10,09 kg telur per kapita di waktu yang sama.
Kasus harga telur yang sering anjlok atau turun, merupakan cermin bahwa pemerintah selama ini masih belum berhasil mengatur tata niaga industri unggas.Â
Struktur pasar yang tidak sehat karena didominasi segelintir pemain besar amat merugikan peternak kecil atau peternak rakyat. Jika kondisi ini dibiarkan, peternak mandiri dan plasma yang menguasai sekitar 20 persen rantai pasok bisnis unggas di Indonesia bakal
Kualitas telur sangat rentan terhadap faktor keamanan bagi kesehatan masyarakat. Seperti contohnya kasus di Amerika Serikat yang pernah terjadi, dimana sekitar 207 juta butir telur dari peternakan di North Carolina, Amerika Serikat, telah tercemar oleh bakteri Salmonella braenderup.
Kasus tersebut menyebabkan jumlah telur tersebut ditarik lalu dimusnahkan setelah menyebabkan puluhan orang jatuh sakit.
Berbeda dengan di Indonesia yang produk telur kurang mendapat pengawasan yang layak. Masalah telur di Amerika Serikat diawasi ketat oleh Badan Makanan dan Obat Amerika Serikat.
Salmonella braenderup merupakan organisme yang dapat menyebabkan infeksi serius dan berakibat fatal pada anak-anak, orang sakit, atau orang lanjut usia yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mesti segera menemukan solusi yang win-win solution terkait harga telur ayam dan masalah pengadaan pakan.Â
Pemerintah mesti melindungi usaha peternakan rakyat yang selalu terancam kebangkrutan akibat aksi kartel ayam yang menguasai seluruh mata rantai usaha peternakan di negeri ini.