Pesta Keramaian dan Dunia Hiburan
Bagi orang Asai Tenggara, partisipasi dalam pesta keramaian, ritus, dan pesta makan tampaknya merupakan suatu kewajiban sosial yang sama pentingnya dengan kerja produktif itu sendiri. Orang Thai rnaupun orang Melayu menggunakan kata sehari-hari "work" (ngan dalam bahasa Thai, kerja dalam bahasa Melayu) untuk menggambarkan partisipasi mereka dalam pesta keramaian maupun ritus.
Bab 5 sekaligus menjadi bab terakhir dalam buku ini banyak membahas tentang kesenian, kesusastraan, teater, tari, musik, hingga permainan rakyat yang ada di Asia Tenggara. Pusat-pusat pemerintahan pada saat itu ternyata mendapat pengaruh oleh kebudayaan India seperti Birma, Siam, Karnboja, Jawa, dan Bali.
Teater-teater Asia Tenggara lainnya menggunakan tema-tema epos India yang mungkin diperkenalkan selama tahun seribuan, khususnya Ramayana yang dikenal sedunia. Akan tetapi, bentuk-bentuk teater yang akrab di zaman modem sama sekali tidaklah setua itu. Bukti-bukti pertama dari wayang kulit memang bisa dilacak hingga ke suatu prasasti abad ke-9 dan pada suatu kronik yang lebih eksplisit dari abad ke-11 (Kats 1923: 35-31 ). Namun para penulis Jawa menekankan bahwa para wali dan penyebar Islam di Jawalah yang memberi wayang kulit bentuk modernnya sekitar abad ke-16 sebagaimana mereka telah menciptakan wayang topeng.
Kesimpulan
Bangsa-bangsa Asia Tenggara tetap merupakan pelaku utama dari perluasan niaga yang menjadi inti dari transformasi ini hingga abad ke-17. Perdagangan telah memupuk kota-kota itu dengan berbagai gagasan dari dunia luar, mempcrkuat kalangan elite dan negara-negara yang paling ccpat menarik manfaat dari itu semua. Akan tetapi, "revolusi niaga" pada pertengahan abad ke-17 secara radikal telah mengalihkan sekian dampak dari kegiatan perniagaan di kawasan itu. Namun, tatkala pasang naik imperialis medan kapitalisme membanjiri mereka pada akhir abad ke-19, negeri-negeri ini tidak lagi mampu bersaing atas patokan-patokan yang sama dengan bangsa-bangsa pengusik, seperti yang berlaku selama kurun niaga mereka.
Buku ini menjelaskan banyak mengenai Asia Tenggara secara lengkap. Para pembaca diajak untuk melihat Asia Tenggara lebih jauh dengan gambar-gambar yang menarik. Hal-hal yang terjadi pada zaman sekarang memiliki kaitan yang erat dengan yang terjadi pada zaman dahulu yang dijelaskan pada buku ini. Asia Tenggara tidak kalah maju dengan bangsa Eropa, namun seiring dengan perkembangan zaman, dengan adanya kolonialisme dan imperialism dari bangsa Barat menjadikan sebagian besar negara di Asia Tenggara tertinggal oleh bangsa Eropa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H