Kepadatan Stasiun Manggarai kian mengganas, bahkan kini disebut menjadi momok tersendiri bagi warga Commuter ibukota.
Transportasi umum seharunsnya disiapkan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi penggunanya. Salah satunya banyak warga memilih transportasi ini untuk cepat sampai tujuan dan menghindari kemacetan.
Namun kini warga justru mengeluh terhimpit berdesakan bahkan harus antre lama, dan hal tersebut menjadi santapan sehari-hari bagi pengguna kereta Commuter line.
Melansir dari Kompas.com, setidaknya ada 125.000 hingga 160.000 penumpang KRL Jabodetabek yang transit di Stasiun Manggarai setiap harinya. Tak jarang orang-orang berlarian untuk mengejar kereta tujuan selanjutnya, seperti di peron 8 misalnya penumpang dari arah Tanah Abang yang hendak Menuju Bogor harus naik dua lantai untuk berpindah ke peron 12 atau 13.
Memang ada beberapa akses yang disediakan PT KCI untuk penumpang berganti peron, seperti menggunakan tangga eskalator ataupun lift. Namun fasilitas itu tidak sebanding dengan jumlah pengguna KRL di Stasiun Manggarai.
"Minusnya ya itu jadi penumpukan penumpang yang nggak wajar sih kalau menurut saya apalagi di jam-jam sibuk sebenernya sih ya agak terganggu. Ya maksudnya karena kita pulang kerja udah capek apa segala macam terus ditambahkan dengan keramaian jadi kayak makin ruwet aja gitu sebenarnya," ungkap Fitri, penumpang KRL saat ditemui di Stasiun Manggarai, Kamis (6/4).
Tak berhenti sampai di situ perjuangan para pengguna KRL berlanjut ketika kereta yang menjadi tujuan mereka tiba. Mereka harus berebutan untuk masuk ke dalam gerbong kereta yang penuh sesak demi segera sampai tujuan.
"Pastinya sempit udah gitu orangnya banyak, kalau misalnya buru-buru percuma juga gabisa nyelak-nyelak, naik eskalator juga begitu," kata Nisa, penumpang KRL .
Menanggapi kepadatan Stasiun Manggarai, Manajer Humas KAI Commuter Line, Leza Arlan menyebut salah satu penyebab kepadatan yang terjadi karena Stasiun Manggarai masih dalam proses pembangunan yang rencananya akan dijadikan sebagai stasiun sentral pada 2025 mendatang. Â
"Pembangunan Stasiun Manggarai ini belum rampung 100% sejauh ini yang sudah selesai sekitar 60% dan berdasarkan timeline dari kemenhub pembangunan Stasiun Manggarai akan rampung pada tahun 2025," ujarnya.
Selain itu, adanya penerapan switch over atau peralihan sistem juga disebut-sebut menjadi salah satu faktor terjadinya penumpukan di Stasiun Manggarai sejak diterapkan (SO) ke-5 pada 28 Mei 2022. Apalagi setelah KAI Commuter Line menerapkan penyesuaian jalur KRL lintas Cikarang dan Bogor yang mengharuskan transit di Stasiun Manggarai.
Dampak dari belum rampungnya pembangunan ini, Stasiun Manggarai kerap kali mengalami kesalahan teknis yang mengharuskan perbaikan dan tertahannya kereta yang akan masuk ke Stasiun Manggarai.
Seperti yang terjadi baru-baru ini, sejumlah pengguna KRL mengeluhkan gangguan perjalanan yang disebabkan oleh pemadaman listrik. Mereka tertahan selama sekitar dua jam di Stasiun Manggarai dan Stasiun Tanah Abang. Seperti yang dikutip dari beberapa cuitan akun Twitter.
"Capek banget hayati. Jadi semua yang kena, berasa piknik di Manggarai, " tulis @xxxxarrs.
"Tertahan di Tanah Abang tadi hampir 2 jam karena Manggarai rusak," tulis @syah2108.
Dilansir dari laman akun Twitter resmi KAI Commuter Line, Kamis (13/4/2023) pukul 20.48 WIB menyebut adanya perbaikan KA Bandara sehingga harus dilakukan pemadaman listrik.
"Terdapat perbaikan pada KA Bandara 916A (Bst-Du-Mri) di Stasiun Manggarai. Guna penanganan lebih lanjut saat ini LAA (Listrik Aliran Atas) dipadamkan. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya," tulisnya.
Akibat dari berbagai masalah yang ada di Stasiun Manggarai, beberapa penumpang memutuskan untuk menghindari transit di Stasiun Manggarai, salah satunya Siti yang memilih resign dari pekerjaannya karena tidak kuat melawan ganasnya kerumunan penumpang KRL.
"Seorang karyawan bernama Siti memutuskan untuk resign dari kantornya karena gak mau lagi transit di Stasiun Manggarai pada jam-jam sibuk," dikutip dari akun Instagram @giladiskon.
Siti rela mengundurkan diri dan mencoba pengalaman baru dengan bekerja di bidang yang lain. Padahal, saat ini dirinya telah bekerja sebagai pegawai tetap.
Menurut Siti, kesehatan mental sangat penting, sehingga dirinya memilih mengembangkan karir di jalur yang beda, dibanding harus berdesak-desakan di Stasiun Manggarai.
Masalah selanjutnya yang menyebabkan kepadatan di Stasiun Manggarai yaitu kurangnya maksimalnya fasilitas dan infrastruktur bangunan Stasiun Manggarai itu sendiri. Penumpang yang hendak naik ataupun turun kerap kali harus mengambil sisi tangga yang berlawanan untuk menghindari berdesak-desakan, bahkan lift yang dikhususkan bagi penumpang prioritas juga sering digunakan oleh penumpang yang bukan prioritas.
"Menurut saya, karena masalahnya adalah memang masih keterbatasan akses turun naik, sehingga jadi di titik waktu tertentu, ini kan tangga sudah dipisah dua tangga jalur naik dan jalur turun tapi karena para pengguna juga dari sisi ini butuh pengin cepat, sehingga mereka menggunakan tangga turun untuk naik kemudian juga sebaliknya," jelas Aditya Dwi Laksana, Ketua Forum Perkeretaapian MTI.
Aditya juga menambahkan, "Selain akses naik turun, infrastruktur dan tata letak Stasiun Manggarai juga harus diperbaiki. Perpindahan penumpang dari satu peron ke peron lainnya harus dipermudah tanpa hambatan. Kemudian, peronnya juga harus cukup lebar dan memenuhi standar keamanan, mengingat padatnya penumpang yang menunggu di setiap peron."
Dari berbagai kritik yang dilayangkan masyarakat mengenai padatnya Stasiun Manggarai, PT Kereta Commuter Line Indonesia atau KCI sendiri telah melakukan berbagai langkah salah satunya dengan menambah sebanyak 31 kereta pengumpan atau feeder di jam-jam sibuk. Hal tersebut disampaikan langsung oleh VP Corporate Secretary PT Kereta Commuter Line Indonesia, Anne Purba.
"Kami mengoptimalkan sebanyak 31 perjalanan commuterline pengumpan tambahan dengan 17 perjalanan pada jam sibuk pagi hingga siang dengan relasi manggarai-angke/kampung bandan pp," ungkap Anne Purba VP Corporate Secretary PT KCI Senin (13/2/2023).
Mengutip dari Kompas.com, Kementerian Perhubungan akan memberikan solusi berupa  pembangunan tangga tambahan di ujung utara peron Stasiun Manggarai, untuk menambah alternatif akses kepada penumpang. Direktur Prasarana Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub Harno Trimadi mengatakan, hal itu dilakukan untuk mengurai kepadatan di Stasiun Manggarai.
"Kami mohon doa dan dukungan masyarakat agar tangga tambahan ini dapat terealisasi segera untuk menjawab keresahan pengguna kereta api dalam melakukan transit di Stasiun Manggarai," kata Harno seperti dikutip dari Antara, Selasa (21/2/2023).
Hal terakhir yang dapat dilakukan untuk mengurangi permasalahan Stasiun Manggarai ini yaitu berasal dari penumpangnya sendiri. Dibutuhkan kesadaran dari penumpang KRL untuk selalu tertib dan disiplin demi kenyamanan dan keselamatan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H