Mohon tunggu...
Nabiilah Ayu Ramadhaani
Nabiilah Ayu Ramadhaani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Hello! i'm new in here.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Perlunya Kesadaran Mengenai Tindakan Cyberbullying sebagai Trend yang Dinormalisasikan di Era Digital

21 Juni 2022   18:35 Diperbarui: 7 Juli 2022   10:53 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cyberbullying (Sumber by : https://news.detik.com/x/detail/intermeso/20220220/Cyberbullying-di-Sekitar-Kita/)

Korban yang tertindas di dunia maya pun terkadang susah untuk keluar dari situasi tersebut. Tanpa disadari banyak masyarakat yang berkomentar tanpa berpikir terlebih dahulu. Komentar yang menurut kita sepele belum tentu sepele kepada orang yang kita komentari, hal itu bisa menyakiti hati orang. 

Ketika seseorang sudah sakit hati dan tidak kuat dengan komentar-komentar jahat yang dilontarkan kepadanya, seseorang tersebut akan melakukan hal yang berbahaya dalam hidupnya, seperti menyakiti dirinya sendiri, depresi, dan bahkan puncaknya mereka bisa melakukan bunuh diri. 

Hal ini perlu untuk kita cegah. Kesadaran diri dalam bermain di media sosial itu sangat diperlukan. Kita harus mengetahui batasan apa saja yang seharusnya dilakukan dan tidak boleh dilakukan.

Dampak yang diakibatkan dari cyberbullying yaitu korban akan menarik diri dari lingkungan sosial karena merasa sangat tertekan, mereka akan berpikir bahwa didunia maya saja mereka dibenci, apalagi jika ia bertemu dengan orang di kehidupannya secara langsung. 

Korban juga akan merasa dikucilkan karena komentar-komentar yang diberikan muncul hingga di keadaan nyata korban. Hal ini mengganggu kesehatan fisik dan mental korban. 

Hingga puncaknya yang paling fatal adalah jika korban sudah merasa tidak berguna dan tidak ada harapan untuk hidup, karena ia berpikir hidup hanya untuk dicaci maki, mereka mengalami depresi hingga bunuh diri. 

Hal ini sangatlah berbahaya. Cyberbullying dapat meluas dikarenakan banyaknya angka pengguna sosial media, para pengguna ini hanya mengetahui apa yang ada dilayar saja dan mereka akan merasa bahwa mungkin korban tidak akan menghiraukan atau bahkan membaca komentarnya. Pelaku selalu merasa bahwa dirinya memiliki kebebasan dalam beropini. 

Sebenarnya kita harus berpikir terlebih dahulu dan gunakan etika ketika berselancar di sosial media. Tidak langsung termakan hoax dan diam jika tidak ada sesuatu yang baik untuk diungkapkan. Jejak digital selalu ada.

Dapat disimpulkan bahwa berbagai kalangan dapat menggunakan, mengungkapkan opini, dan mengkritisi segala hal yang ada di sosial media. Banyak sekali kasus cyberbullying yang seperti sudah dinormalisasikan baik di Indonesia atau bahkan di negara yang lain. 

Di Indonesia sendiri, kini banyak sekali terjadi hal- hal viral. Dimana ada suatu keributan yang baru, maka mereka akan menganggap itu sebagai hal yang sangat seru untuk memberikan komentar-komentar pedas dengan beralasan “mengkritik adalah hal semua orang”, ada juga yang merasa bahwa “kebebasan berpendapat itu mutlak”. 

Padahal hal tersebut salah dan sama sekali tidak dibenarkan. Misal yang terjadi dimasyarakat, ada tokoh publik yang sedang viral dikarenakan ia mempublish suatu video yang menurut banyak orang itu aneh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun