Mohon tunggu...
Nabella Monica Putri
Nabella Monica Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

.......

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pancasila Menjadi Sistem Etika dalam Mengatasi Korupsi

14 Juni 2022   02:08 Diperbarui: 14 Juni 2022   02:25 7547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sehingga menimbulkan dampak ketimpangan dalam kehidupan masyarakat yang mampu memunculkan keresahan dengan meningkatnya kejahatan dan kriminalitas karena ketimpangan ekonomi yang sangat jauh.

4. Penegakan Hukum yang Tidak Menjunjung tinggi Nilai-nilai Keadilan

Hal ini akan memunculkan kehidupan yang tidak taat hukum, mudahnya aparat hukum untuk dibeli dan jual-beli pasal yang berakibat hukum akan dipandang berat sebelah dan memunculkan perilaku main hakim sendiri.

5. Pemanfaatan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) untuk Hal-hal yang Negatif

Dampak dari penyimpangan tersebut, dapat dilihat dari munculnya hacker, penipuan melalui SMS atau media sosial, 'bullying' di media sosial dan saling hujat.

Sikap menghindari korupsi harus diajarkan sejak dini. Menanamkan moral yang baik dalam pribadi masing-masing agar membangun lingkungan sosial yang menekankan pada penolakan, penentangan, dan hukuman terhadap perbuatan korupsi, serta menerima, mendukung, dan menghormati perilaku antikorupsi.

Korupsi terjadi ketika ada niat dan kesempatan. Kunci tercapainya supremasi hukum di Indonesia adalah menjadikan Pancasila dan norma agama, serta peraturan perundang-undangan, sebagai titik acuan dasar bagi seluruh rakyat Indonesia. Upaya pemberantasan korupsi tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perjalanan Pancasila sebagai sistem etika tidak selalu berjalan mudah dan lurus di setiap era pemerintahan Indonesia, selalu ada tantangan baik itu dari perilaku masyarakatnya maupun dari pemerintahannya. Namun, dewasa ini semoga bangsa Indonesia lebih menyadari bahwasanya kunci utama bangsa ini adalah Pancasila. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun