Mohon tunggu...
Naailah DhiyaTsabitah
Naailah DhiyaTsabitah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Naailah Dhiya Tsabitah, 43223010136, S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mercu Buana, Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Penyebab Kasus Korupsi di Indonesia Pendekatan Robert Klitgaard dan Jack Bologna

21 November 2024   21:33 Diperbarui: 21 November 2024   21:33 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurangnya akuntabilitas dalam pengelolaan dana pensiun menjadi salah satu penyebab utama korupsi. Para pejabat yang terlibat tidak hanya tidak mengelola dana pensiun dengan cara yang sah, tetapi juga tidak bisa mempertanggungjawabkan keputusan-keputusan investasi yang mereka buat. 

3. Disfungsi Pengawasan dan Pemantauan:

Teori Klitgaard juga mengungkapkan pentingnya sistem pengawasan yang efektif untuk mencegah korupsi. Dalam kasus PT Asabri, pengawasan yang lemah atau bahkan tidak ada memungkinkan terjadinya penyalahgunaan dana yang sangat besar. Kurangnya pengawasan internal dan eksternal memungkinkan pengelolaan dana pensiun berjalan tanpa kontrol yang memadai.

Konsep Korupsi dalam Teori Jack Bologna

Selain Klitgaard, teori Jack Bologna juga memberikan perspektif yang relevan dalam mengatasi korupsi dalam pengelolaan dana pensiun. Bologna menekankan pentingnya transparansi, partisipasi publik, dan integritas kelembagaan dalam setiap sistem pengelolaan sumber daya negara.

1. Transparansi:

Kasus PT Asabri jelas menunjukkan kurangnya transparansi dalam proses investasi. Seharusnya, dana pensiun yang dikelola dengan tujuan untuk kesejahteraan pensiunan harus dapat dipantau oleh publik dan pihak-pihak yang berkepentingan. Keputusan investasi yang tidak jelas dan tidak terkontrol ini menunjukkan betapa pentingnya transparansi dalam pengelolaan dana publik, yang seringkali diabaikan.

2. Partisipasi Publik:

Dalam setiap keputusan pengelolaan dana publik, termasuk dana pensiun, partisipasi publik sangatlah penting. Hal ini mencakup peran masyarakat dan pihak-pihak yang berhak untuk mengetahui bagaimana dana tersebut dikelola dan apa dampaknya bagi mereka. Penyimpangan yang terjadi di PT Asabri membuktikan bahwa jika masyarakat atau pihak terkait tidak diberikan akses atau informasi yang memadai, maka kemungkinan penyimpangan menjadi sangat besar.

3. Integritas Kelembagaan:

Bologna juga menekankan pentingnya integritas kelembagaan dalam mencegah terjadinya korupsi. Integritas kelembagaan di sini merujuk pada nilai-nilai etika dan profesionalisme dalam setiap lembaga yang mengelola dana publik. PT Asabri, yang seharusnya menjadi lembaga yang profesional dalam mengelola dana pensiun, ternyata justru menjadi sarana bagi individu-individu untuk melakukan penyimpangan demi kepentingan pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun