Apalagi rekan-rekan di sektor swasta yang cuti bersamanya ada yang memotong cuti tahunan, sangat sayang sekali 2 hari berdiam dirantau yang harusnya bisa pulang tanggal itu.
Memang alasan Pemerintah yang mencuat adalah pertimbangan dari segi transportasi. Dengan perubahan jadwal cuti bersama, Pemerintah berharap tidak terjadi penumpukan arus mudik pada tanggal 21.
Jadi arus mudik akan terpecah tanggal 19, 20 dan 21. Yah, jelas terpecah sih! Karena sebagian orang sudah war tiket mudik demi tanggal 21 April.
Sebagian lainnya yang masih belum beli tiket, akan beli untuk tanggal 19 dan 20. Sebagian lainnya yang bawa kendaraan pribadi juga lebih leluasa memilih mau tanggal 19, 20 atau 21 April.
Namun untuk keputusan memajukan jadwal berakhirnya cuti bersama yang semula tanggal 26 menjadi tanggal 25 tidak terlalu banyak perdebatan.Â
Hal ini mungkin karena bedanya hanya sehari. Yang sudah terlanjur beli tiket tanggal 26 mungkin beranggapan nggak masalah bolos sehari.
Tapi kemungkinan lebih besarnya adalah sebagian besar orang cenderung menambahkan dengan cuti tahunan. Rasanya memang H+3 sudah balik itu seperti kurang tepat.Â
Belum halal bi halal dengan keluarga besar, belum ketemu teman-teman masa sekolah, belum mampir-mampir ke tempat wisata.
Walhasil, lebih banyak yang nambah cutinya hinggal 28 April dan masuk kantor kembali tanggal 2 Mei. Nambah 3 hari worthy-lah.
Lantas bagaimana dengan para ASN? Sampai saat ini belum ada imbauan untuk nggak nambah cuti sih, meski secara aturan tidak boleh cuti tahunan nempel dengan cuti bersama. Tapi sepertinya Pemerintah kembali perlu mempertimbangkan opsi itu.
Cuti bersama digenapkan sampai 1 Mei, jadi total cuti bersama 8 hari kerja (untuk hari kerja Senin-Jumat). Tampak lama? Yah, jaman Presiden Gusdur 1 bulan full loh! Jadi, bolehlah tahun ini istirahat lebarannya kurang dari 2 minggu, hehee.. (demikian kami berharap).