Sudah menjadi tradisi di Indonesia bahwa sebelum dan setelah Idul Fitri pasti ada cuti bersama. Tahun ini, awalnya cuti bersama diputuskan tanggal 21 April (H-1 lebaran versi kalender), 23 sampai 26 April (H+1 hingga H+4).Â
Dilihat dari jadwal ini pun sebenarnya saya pribadi agak memicingkan mata, karena cuti bersama diletakkan H-1, jelas terpikir tentang kapan orang-orang akan mudik, kapan akan masak?Â
Mengingat keputusan tanggal lebaran biasanya suka berbeda dan beberapa tahun terakhir ini jumlah hari di Bulan Ramadhan adalah 29 hari.
Rasanya terlalu mepet untuk cuti bersama ditetapkan di tanggal 21 April 2023. Bahkan PP Muhammadiyah sudah memutuskan bahwa 1 Syawal jatuh pada tanggal 21 April 2023.
Kebayang dong, pasti orang-orang Muhammadiyah nggak mungkin baru cuti tanggal 21 kan? Kemungkinan sudah mulai cuti dari H-3 alias tanggal 19. Sampai sini, maka wajar jika Pemerintah mempertimbangkan untuk memajukan cuti bersama.
Maka beberapa waktu lalu muncullah info dari Istana bahwa cuti bersama dimajukan mulai dari tanggal 19, namun berakhir maju juga di tanggal 25 April.Â
Pro-kontra tentu mewarnai keputusan ini (meskipun sampai saat ini belum ada surat bertanda tangan dan bercap yang beredar di instansi pemerintah).
Secara pribadi saya senang dengan majunya cuti bersama di H-3 ini. Sebagaimana saya kemukakan tadi bahwa orang akan leluasa untuk mudik dan persiapan lebaran lainnya.
Kalau-kalau hilal ternyata sudah nampak di tanggal 20 sore, maka nggak panik untuk masak opor karena posisi sudah di rumah alias nggak di kantor atau lagi perjalanan pulang dari kantor.Â
Namun ternyata ada juga tim yang kontra. Setelah dibaca-dibaca bukan nggak suka karena maju, tapi karena sudah beli tiket mudik saja. Sayang sekali tiket mudik yang sudah dibeli untuk tanggal 21, tapi tanggal 19 sudah libur. Harusnya kan bisa pulang dari tanggal 19.