Set 3 ini nampaknya mutlak akan jadi milik Kroasia saat margin angka semakin melebar 21-18 dan duet block Fabris-Samadan sukses meredam spike keras Britt Herbots dan memastikan Kroasia menang 25-22.
Memimpin 2-1, peluang Kroasia untuk menyudahi laga dengan 4 set saja terbuka lebar. Terutama saat mereka selalu berhasil menjaga jarak angka.
Belgia bukannya tak memberi perlawanan. Yellow Tigers Team -- julukan tim Belgia---sempat menempel ketat 21-22. Sayangnya, harapan Belgia untuk kembali ke VNL musim depan harus dikubur, Kroasia mampu menambah 3 angka beruntun dan menutup pertandingan dengan kemenangan.
Kekalahan yang menyesakkan bagi Belgia membuat para pemainnya tak bisa menyembunyikan kesedihan mendalam mereka selepas pertandingan. Bahkan nampak sang pemain andalan Belgia, Britt Herbots berulang kali mengusap air mata.
Bagi Kroasia, keberhasilan mereka lolos ke VNL 2023 tak hanya sekadar mimpi yang menjadi kenyataan, namun juga jadi pembuka jalan untuk mencicipi lebih banyak pertandingan di level elit.
"Ini pertandingan yang luar biasa. Kami datang dan tahu ini akan jadi (kompetisi) yang berat dan kami memutuskan untuk bertahan serta mencoba menunjukan penampilan terbaik," ujar Samanta Fabris saat wawancara usai pertandingan.
Lebih lanjut opposite yang bermain untuk klub Eczacibasi Dynavit di Liga Turkiye itu turut mengungkapkan rasa bangganya pada rekan, ofisial tim, dan juga organisasi voli Kroasia atas pencapaian mereka.
Kuba yang Berhasil di Percobaan Ketiga
Jika ada satu tim yang paling ditunggu kiprahnya di VNL, bisa jadi Kuba jadi jawaban sebagian besar penggemar voli dunia.
Tim putra yang kini menghuni ranking 12 dunia itu memang layak masuk dalam jajaran tim elit di kompetisi Volleyball Nations League. Namun jalan panjang nyatanya harus lebih dulu dilalui Kuba.