Sedangkan di pool B, Argentina membuat kejutan dengan menumbangkan tim unggulan dan favorit Amerika Serikat 3-0 (25-21, 25-23, 25-23).
Yup penampilan impresif Bruno Lima cs tak hanya mampu mengirim Amerika Serikat angkat koper lebih cepat, tapi juga membawa Argentina menyusul ROC, Brasil, dan Prancis yang lebih dulu memastikan lolos ke babak perempat final.
Kejayaan Tim dari Pool “Neraka”
Di perempat final, formula kompetisi yang dipakai adalah peringkat 1 dan 4, serta peringkat 2 dan 3 dari pool yang berbeda akan saling bertemu.
Tim putra ROC dan Brasil jadi dua tim yang lebih dulu merebut tiket ke semifinal. Kedua tim sama-sama menyudahi pertandingan dengan skor telak 3-0. ROC menghentikan kiprah Kanada, sementara Brasil memupus harapan tuan rumah Jepang.
Tak ingin ketinggalan, Argentina yang grafik performanya terus meningkat kali ini sukses menumbangkan Italia lewat pertandingan panjang 3-2. Tim terakhir yang mengenggam tiket ke semifinal adalan Prancis yang juga harus bermain hingga 5 set kala jumpa Polandia.
Ada fakta menarik dari hasil perempat final yang berlangsung pada 3 Agustus itu, yakni 4 tim yang lolos ke semifinal semuanya berasal dari pool B. Hal ini tentunya membuat laga semifinal semakin menarik karena keempatnya sudah pernah saling bertemu dan tahu pola permainan satu sama lain.
Di semifinal, ROC dijadwalkan jumpa Brasil dan Argentina berhadapan dengan Prancis. ROC punya catatan positif saat bertemu Brasil. Di babak penyisihan pool B, Dmitry Volkov dkk menang dengan meyakinkan 3-0.
Tapi, untuk mengulang pencapaian yang sama tentu tidak mudah terutama saat melakoninya di semifinal. Terbukti, terlambat panas ROC harus kehilangan set 1 dengan 18-25 lalu bangkit membuat kedudukan imbang 1-1 usai menang di set 2 (25-21).
Set 3 pada pertandingan ini menurut saya jadi salah satu penampilan dan best comeback dari ROC. Bagaimana tidak, di set ini ROC tertinggal cukup jauh 12-20. Percayalah semua orang yang menonton pertandingan semifinal itu pasti memprediksi Brasil akan memenangi set 3.
Namun prediksi tinggal prediksi. Nyatanya strategi pelatih ROC, Toumas Sammelvuo dengan memasukkan Yaroslav Podlesnykh dan Ilyas Kurkaev untuk menggantikan Dmitry Volkov dan Artem Volvich sangat tepat. Perlahan tapi pasti ROC mampu mendekati perolehan angka Brasil.
Perlawanan Brasil di set 3 berakhir ketika block Kurkaev sukses menghalau bola tip Lucarelli dan jatuh telak di lapangan permainan lawan. ROC menutup laga 26-24.