Indonesia menutup laga prestisus tersebut dengan 3-0 (25-19, 27-25, 25-17). Indonesia membayar lunas penantian 10 tahun sejak terakhir kali membawa pulang medali emas pada SEA Games Laos 2009 lalu.
Kemenangan tim Garuda tak hanya karena strategi jitu yang diracik tim pelatih, namun juga mentalitas yang ditunjukan pemain. Hal tersebut diungkapkan kapten timnas, Nizar Julfikar saat sesi wawancara dengan media usai pertandingan.
"Kami mencoba membuat lingkup sendiri di lapangan, jadi meski penonton ramai itu tidak berpengaruh sama sekali. Tapi kami pun harus pintar-pintar menjaga kontrol diri karena di satu sisi susah berkomunikasi," ujar pemain bernomor punggung 20 itu.
Di pertandingan tersebut, outside spiker muda Indonesia, Doni Haryono menjadi top score tim dengan raihan 20 angka.
Memberikan kesempatan pada Doni Haryono untuk menggantikan peran Rendy Tamamilang di posisi outside jadi keputusan tepat yang diambil Mr Li.
Pemain yang baru berusia 20 tahun itu tak hanya dapat mendulang angka lewat spike kerasnya saja, namun juga melalui block bahkan tak jarang kecerdikannya melakukan penempatan bola kerap menyusahkan lawan.
Thailand Pastikan Raih Perunggu
Sementara itu, di pertandingan sebelumnya final, timnas Thailand meladeni Myanmar di perebutan medali perunggu.
Sang juara bertahan itu tak juga membutuhkan waktu panjang untuk mengalahkan Myanmar dengan kemenangan telak 3-0 (25-23, 25-16, 25-20).
Thailand, Vietnam, dan Indonesia memang tengah menjalani masa transisi dengan menurunkan skuad yang sebagian besar diisi pemain junior.
Pada SEA Games 2021 yang kemungkinan besar akan dihelat di Vietnam, para pemain junior tersebut tentunya akan semakin matang dan persaingan antara 4 negara termasuk Filipina diprediksi akan semakin ketat dan sengit.
Semoga Indonesia tetap dapat mempertahankan medali emas dua tahun mendatang.