Indonesia yang pada partai final menurunkan komposisi terbaiknya yakni outside spiker yang diisi oleh Sigit Ardian dan Doni Haryono, lalu Putu Randu dan Yuda Mardiansyah di posisi middle blocker, sedang posisi setter tentunya ditempati sang kapten, Nizar Julfikar, Fahreza Rakha sebagai libero, serta the one and only, Rivan Nurmulki sebagai opposite.
Komposisi tersebut serupa dengan yang diturunkan pelatih Li Qiujang di semifinal menghadapi Myanmar.
Sepanjang laga yang digelar di Philsport Arena pada Selasa (10/12/2019), timnas tak henti-hentinya mendapat tekanan dari ribuan supporter tuan rumah.
Namun, tekanan tersebut nyatanya tak bisa dengan mudah merontokkan mental tim Indonesia. Sebaliknya, Filipina justru terlihat bermain dalam tekanan hingga tertinggal jauh 0-5 pada set pembuka.
Selisih 5 poin tentunya menjadi keuntungan tersendiri bagi tim Indonesia yang berhasil dipertahankan hingga set pertama selesai dengan skor 25-21.
Filipina menahan laju poin dan menyamakan angka 24-24.
Drama deuce seperti yang terjadi di pertemuan pertama kembali terulang. Filipina lagi-lagi mampu unggul lebih dulu 25-24. Tapi, untuk kedua kalinya, ketenangan dan mental baja para pemain Indonesia jadi kunci utama dan faktor pembeda.
Indonesia seolah tak ingin memberikan kesempatan lawan untuk merebut set 2 dan duet block Rivan dan Yuda jadi tembok tebal yang tak mampu dilewati smash Marck Espejo. Indonesia menang 27-25.
Semakin tertekan, variasi serangan Filipina tidak nampak terlihat di set 3. Penampilan Indonesia justru semakin menjadi dan membuat gemuruh suporter di Philsport perlahan mereda dan memimpin 20-13.
Terus menjaga jarak, tim voli putra menyudahi pertandingan setelah spike keras Rivan Nurmulki menghujam keras lapangan lawan.