Mohon tunggu...
Nindy Prisma
Nindy Prisma Mohon Tunggu... Buruh - buruh di balik kubikel dan penikmat pertandingan olahraga

...Real Eyes Realize Real Lies...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Amongrogo dan Geliat Voli Yogyakarta

6 Mei 2018   23:50 Diperbarui: 7 Mei 2018   01:13 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
GOR Amongrogo yang hancur karena gempa| Sumber: bakul-abab.blogspot.com

Antrean tiket Grand Final Proliga di Amongrogo| Dokumentasi pribadi
Antrean tiket Grand Final Proliga di Amongrogo| Dokumentasi pribadi
Bayangkan saja, volimania Yogyakarta rela antre sejak subuh hanya untuk mendapatkan tiket Grand Final yang langsung ludes hanya 2 jam setelah loket dibuka dan menyisakan kekecewaan dari ratusan volimania lainnya yang tak kebagian tiket. Kapasitas Amongrogo yang mampu menampung 6000 penonton selalu penuh dan riuh dengan sorak sorai supporter masing-masing tim.

Suasana pertandingan yang nyaris selalu membuat saya tak berhenti berdecak kagum. Yogyakarta, voli dan Amongrogo seolah memang ditakdirkan untuk saling melengkapi.

2019 Akankah Kembali ke Amongrogo?

Sebelum menjadikan Amongrogo sebagai tuan rumah partai puncak Proliga, PBVSI selalu memilih Istora Senayan sebagai area tempur terakhir para tim terkuat. Alasan mengapa dua tahun belakangan Grand Final dipindah ke Amongrogo adalah karena penutupan komplek Gelora Bung Karno Senayan untuk renovasi jelang Asian Games.

Tapi tahun ini komplek GBK dan sarana olahraga didalamnya kembali dibuka seiring dengan selesainya renovasi. Apakah ini suatu pertanda akan kembalinya Grand Final Proliga ke Istora Senayan?

Suasana Grand Final Proliga 2018 di Amongrogo pada 15 April 2018| Dokumentasi pribadi
Suasana Grand Final Proliga 2018 di Amongrogo pada 15 April 2018| Dokumentasi pribadi
Jawabannya, bisa jadi iya dan bisa jadi tidak. Menilik kapasitas gedung, Istora Senayan yang punya kapasitas 7000 penonton tentu saja lebih unggul dibandingkan dengan Amongrogo. Tapi soal antusiasme, Yogyakarta tentu punya nilai plus tersendiri.

Jika harus memilih, saya tidak keberatan jika harus mengeluarkan uang sedikit lebih banyak demi lagi dan lagi kembali ke Amongrogo serta menjadi bagian dari ribuan volimania Yogyakarta yang tak pernah kehabisan tenaga dan energi positif untuk voli Indonesia.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun