Maka dalam beberapa hari saja berdirilah istana raja yang baru berjarak 7 gunung 7 lembah dari istana yang lama. Kemudian berangkatlah sang Raja dan rombongannya.mengetahui Raja pergi membawa Maruccina, Maruddani bergegas keluar dan berlari sambil berteriak-teriak " Maruccina, Maruccina, Maruccina jangan pergi, jangan tinggalkan kakak dek, kakak tidak punya siapa-siapa. Kakak hanya punya kamu Maruccina " kemudian Maruddani tidak berbuat apa-apa mereka hanya bisa menangis dan menangis.
Sementara itu sang Raja yang melihat Maruddani ikut, segera menyuruh orang-orangnya untuk membuang koin-koin emas dan ditabur disepanjang perjalanannya Maruddani yang melihat banyak koin emas yang bertaburan berhenti dan memungut satu-satu koin itu tapi tidak lama kemudian Maruddani menyadari kalau dia sudah jauh ditinggal rombongan Maruccina. Menyadari itu, Maruddani pun bangkit dan berlari lagi dan begitulah seterusnya sampai akhisrnya Maruddani lelah, capek kemudian dia pun tertunduk, letih, pasrah dan putus asa hingga akhirnya Maruddani memutuskan untuk pulang kerumahnya mencoba hidup tanpa Maruccina. Diperjalanan pulang Maruddani tidak kuat lagi membawa koin-koin emas itu karena berat.
Disisi lain sampailah rombongan Raja dan Maruccina di istana yang baru. Ddisana Maruccina masih dijaga dengan ketat, Maruccina sudah dijadikan permaisyuri namun hati Maruccina tidak pernah tenang. Maruccina terus memikirkan Maruddani, ia terus berpikir bagaimana caranya agar bisa lari dari istana.
Hingga pada suatu malam Maruccina mencoba memulai rencananya untuk mengelabui sang Raja yang pada zaman itu sang Raja dipanggil Dato' (Datue). Dengan perlahan Maruccina berkata "wahai junjungan saya baginda Dato' sepertinya dinda hamil ". Mendengar ratunya hamil, sang baginda kaget dan bahagia tiada tara. Lalu Maruccina berkata lagi " tapi Dato' junjungan hamba, hamba ngidam, hamba sangat menginginkannya tapi hamba tidak berani mengutarakannya ". Raja pun langsung bertanya " jangan sungkan katakan saja padaku dinda ngidam apa pasti akan saya usahakan ". Lalu dengan nada memelas Maruccina menyampaikan maksudnya " Maruccina menyampaikan kalau dia ngidam daging rusa ". Mendengar istrinya ngidam daging rusa, sang Raja pun langsung memerintahkan orang-orangnya pergi berburu ke hutan namun di cegah oleh Maruccina. Maruccina hanya ingin daging rusa hasil buruan sang Raja sendiri bukan dari orang lain.
Dengan demikian sang Raja pun memutuskan untuk pergi berburu ke hutan bersam dengan pengawalnya. Setelah rombongan Raja pergi, Maruccina segera keluar dan mencari cara untuk untuk lari. Mmaruccina berhasil pergi meninggalkan istana, dia pun pulang dan dalam pikirannya hanya ada Maruddani yang kini entah bagaimana nasibnya.
Setelah berhari-hari diperjalanan Maruccina akhirnya sampai dirumahnya, Maruccina memanggil-manggil Maruddani namun dimana-mana tidak ada jawaban. Maruccina berlari ke sumur namun tidak ada juga, Maruccina akhirnya pulang dan naik lagi ke rumahnya yang sudah kotor dan berdebu. Maruccina menangis lagi dan memeriksa semua benda-benda yang ada dirumahnya kemudian Maruccina menemukan koin-koin disudut rumahnya dan tiba-tiba Maruccina dikagetkan dengan menemukan satu ulat yang diyakini kalau itu pasti ulatnya Maruddani. Sejenak Maruccina terdiam lalu mengambil ulat itu dan mengelus ulat itu dan berkata dalam hatinya " kakaku Maruddani apa yang terjadi padamu kak, ini aku Maruccina, aku datang untuk kakak " hati Maruccina sangat sedih seolah tidak semangat lagi untuk hidup.
Kemudian Maruccina membungkus ulat itu dengan kapas lalu diletakkan dibawah lengannya kemudian Maruccina membaringkan tubuhnya ditumpukan kain tempatnya menemukan ulat itu. Ditempat tersebut Maruccina tidur siang hingga malam tanpa makan dan minum, Maruccina tidak peduli dengan keadaanya dan yang ada dipikarannya hanya satu yaitu berharap semoga Maruddani hidup kembali. Siang dan malam silih berganti Maruccina terus berdoa semoga ulat Maruddani berubah menjadi manusia sutuhnya.
Hingga pada suatu malam terjadi keajaiban yang ternyata malam itu malam ke 100 nya Maruccina tidur dengan ulat Maruddani, dan pada saat terbangun Maruccina tiba-tiba menemukan sosok Maruddani tidur pulas didekatnya sedangkan ulatnya pun menghilang. Sontak Maruccina bangkit dan membangunkan Maruddani. Maruddani pun terbangun dan kemudian pecahlah tawa dan tangis bahagia mereka.
Sementara itu, di istana lagi sibuk, sang Dato' memerintahkan orang-orangnya mencari Maruccina sampai dapat, dan membuat sang Raja selalu murung dan marah.
Pada suatu sore, Maruccina dan Maruddani dikagetkan oleh suara kuda yang semakin mendekat, dan ternyata memang benar dugaan Maruccina dan Maruddani kalau orang-orang istana yang datang dan menjemput Maruccina lagi. Namun demikian, Â Maruccina menolak dan mengirim pesan pada sang Raja bahwa apapun yang terjadi dia tidak ingin pergi meninggalkan Maruddani kecuali kalau Maruddani juga ikut bersama dan diperlakukan selayaknya.
Kemudian kembalilah rombongan sang Raja dengan membawa pesan yang dibuat oleh Maruccina kepada sang Raja. Mendengar pesan itu, Raja pun terdiam sejenak lalu kemudian dia menyuruh orang-orangnya untuk menyiapkan 2 kereta kencana. Kemudian sang Raja dan rombongannya pergi kerumah Maruccina dan Maruddani untuk menjemput keduanya. Meskipun pergi dan tinggal lagi di istana, tapi Maruddani sudah tidak tersiksa lagi.