Mohon tunggu...
yuni hastuti
yuni hastuti Mohon Tunggu... Guru - Science, religion, together

saya seorang guru biologi, suka menulis dan membaca, juga menyukai fotografi dan traveling. menyerap budaya dan seni serta emosi masyarakat indonesia yang berbeda adat adalah hal fantastik dalam perjalanan hidup saya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dua Penghianat

8 Desember 2017   16:32 Diperbarui: 8 Desember 2017   18:36 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kamu yang nggak sabar."

"Mana aku tahu kamu akan hadir di hidupku."

"Ya, karena kamu nggak sabar. Kamu terburu-buru membuat keputusan."

"Seandainya aku tahu kamu akan hadir di hisupku. Aku pasti akan bersabar."

"Pada kenyataannya kamu memang tidak sabar."

Pada akhirnya kita tak bisa mengelak, menikmati setiap riak dan tangis menjadi keterikatan yang tak terkatakan. Tiada lain hanya kamu. Kamu menjadi tawaku, kenyangku, dan penawar hausku. Kau menjadi segala yang kubutuhkan. Penghargaan, ketulusan dan kejujuran menjadikanku utuh. Kusandingkan segenap expertiseku untuk mengiringi langkahmu. Menjadi semangatmu, menjadi tempatmu berpaling ketika resah mencuri waktumu. Namun, mengudara di sekitarmu, memiliki setengah waktumu seperti pencuri, was-was dan berkabut takut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun