Mohon tunggu...
Muhammad Yunan
Muhammad Yunan Mohon Tunggu... Guru - Krapyak

Mas Santri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Megengan: Living Sunnah dalam Balutan Tradisi

30 Maret 2022   16:35 Diperbarui: 2 April 2022   16:51 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak ada waktu yang lebih mulia dibandingkan dengan bulan suci ini. Kegembiraan masyarakat ini kemudian termanifestasikan dalam berbagai bentuk tradisi yang hakikatnya merupakan implementasi dari ajaran Islam, seperti memasak dan mengirimkan makanan khas daerah, saling memaafkan, menjalin tali silaturrahim, memupuk persaudaraan, dan mengirimkan doa kepada para leluhur.

3. MEMASAK DAN MENGIRIMKAN MAKANAN KHAS DAERAH

Tradisi memasak dan mengirim makanan khas kepada keluarga maupun tetangga sekitar merupakan implementasi dari ajaran Rasulillah Muhammad ﷺ untuk bersedekah makanan kepada orang lain, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: “Wahai Abu Dzar, apabila kamu memasak kuah sayur, perbanyaklah air (kuah)nya, dan berikanlah sebagian masakan kepada tetanggamu.” 

Selain dilakukan oleh para sahabat, kebiasaan pemberian makanan juga dilakukan oleh para tabi'in. Mereka sering memberikan hadiah (berupa makanan) kepada kerabat dan para sahabatnya.

4. SALING MEMAAFKAN KEPADA SESAMA

Apem yang menjadi makanan ciri khas Megengan, berasal dari kata ‘afwu yang berarti memaafkan. Sebagaimana tersimbolisasi dalam kue tersebut, tradisi Megengan memiliki makna saling memaafkan kepada sesama, baik yang mengirimkan maupun yang menerima. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah subhanahu wa ta'ala dalam Al Qur’an Surat  Ali Imran, ayat 133-134 :

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”

Selain saling memaafkan kepada sesama, kue apem yang dibagikan kepada tetangga juga bermakna sebagai permohonan ampunan dan kekuatan dari sang pencipta. Kue apem yang terdistribusi dapat dijadikan sebagai sedekah dan wasilah atas segala permohonan kepada-Nya.

Hal ini berarti, Megengan dapat dijadikan sebagai sarana untuk membebaskan diri dari berbagai dosa yang ditimbulkan dari relasi vertikal (hak Allah) dan horisontal (hak adam), dan berharap diberi kekuatan lahir dan batin untuk melaksanakan ibadah puasa.

5. MENGHORMATI LELUHUR

Megengan selalu identik dengan tradisi berkirim doa kepada leluhur, sebagai bentuk penghormatan dan kasih sayang terhadap keluarga yang telah tiada. Masyarakat sendiri meyakini bahwa keberadaan doa dan permohonan ampunan dari generasi penerus yang masih hidup sangatlah diharapkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun