Mas dan mbak..
Jika kalian baru saja menyelesaikan studi, kemudian ingin “cepat” punya suami yang shalih atau istri yang shalihah, pekerjaan yang full of berkah, dan rumah yang damainya laksana surga, lakukan kebaikan apapun yang bisa kalian kerjakan, sebagai wasilah atau modal, lalu bacalah doa Nabi Musa berikut:
رَبِّ إِنِّى لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيْرٌ
Artinya :
"Ya Tuhanku, sesungguhnya diriku sangat membutuhkan kebaikan yang bisa Engkau turunkan kepadaku."
(Q.S. Al Qashash, ayat 24)
Doa itu terucap tatkala Nabi Musa sedang dikejar oleh kaum Koptik, bala tentara Fir'aun. Saking lelahnya, beliau kemudian beristirahat dan berteduh di bawah sebuah pohon yang berada di tanah Madyan. Kondisi beliau siang itu sangatlah lapar, tidak punya makanan, pekerjaan, rumah, apalagi istri.
Tiba-tiba beliau melihat dua orang perempuan yang sedang menggembalakan kambing dan ingin memberi minum kambingnya. Kedua wanita tersebut terkendala oleh bongkahan batu besar yang hanya bisa diangkat oleh sepuluh orang laki-laki. Sebagaimana dalam firman Allah dalam surat Al-Qashash ayat 23 :
وَلَمَّا وَرَدَ مَآءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِّنَ ٱلنَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِن دُونِهِمُ ٱمْرَأَتَيْنِ تَذُودَانِ ۖ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا ۖ قَالَتَا لَا نَسْقِى حَتَّىٰ يُصْدِرَ ٱلرِّعَآءُ ۖ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ
Artinya :
“Dan tatkala ia sampai di sumber negeri Madyan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata, ‘Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?’ Kedua wanita menjawab, ‘Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami) sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan (ternaknya), sedangkan bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya.”
Mengetahui hal tersebut, Nabi Musa yang bertenaga samson, membantu kedua perempuan tadi dengan mengangkat batu itu sendirian dan memberi minum kambing hingga puas. Kedua perempuan itu berterima kasih dan pulang.
Selesai melakukan kebaikan itu, Nabi Musa yang bertambah lapar kemudian berteduh di bawah bayang-bayang pohon sambil menengadahkan kedua tangannya ke langit untuk berdoa dengan kalimat diatas. Tidak berselang lama, salah satu diantara kedua perempuan tadi mendatangi Nabi Musa untuk bersedia memenuhi undangan makan siang dari ayahnya. Dan sebagaimana kita tahu, makan siang itu berujung pada pernikahan Nabi Musa dengan salah satu dari kedua perempuan tersebut.
Gimana mas dan mbak, dahsyat bukan?
Doa itu terucap tatkala siang hari dan sebelum matahari terbenam, Nabi Musa sudah berhasil mendapatkan makanan yang halal, punya pekerjaan yang berkah (menggembala kambing- pekerjaan khas para Nabi), punya rumah laksana surga damainya, serta istri yang cantik shalihah. Secepat itu.
CATATAN :
Tanah tempat Nabi Musa berteduh dan memanjatkan do'a (Madyan) termasuk salah satu tanah yang terberkati (mubarokah). Ketika Nabi Muhammad melaksanakan perjalanan dari Masjid Al Haram ke Masjid Al Aqsa (Isra'), Malaikat Jibril menyuruh Buraq untuk lekas berhenti, dan meminta Nabi Muhammad untuk sholat di tanah tersebut.
REFERENSI :
Abu Ja'far Muhammad Jarir Ath Thabari. Tafsir AL Qur'an At Thabari. Jakarta: Pustaka Azzam. Adila, Rahmi. 2013.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H