Mohon tunggu...
Rr.Isyamirahim
Rr.Isyamirahim Mohon Tunggu... Penulis - Guru sejak 2011 Penulis sejak 2022

Guru sejak 2011 Penulis sejak 2022

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seorang Pria Bernama Ryu

22 Januari 2022   13:38 Diperbarui: 22 Januari 2022   13:43 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Eugene ... " aku meleleh mendengar namaku disebut semerdu itu.

" Eugene, jawab ... " rengeknya. Aku menoleh perlahan kearahnya.

" Ya ... ? "

" Bagaimana jika aku juga mempunyai perasaan yang sama terhadapmu ? "

" Hah ? " jantungku nyaris melompat. Ia menggapai kedua tanganku.

" Apakah kita bisa menetap di sini saja ? Rasanya tidak apa, jika harus tinggal di sini berdua denganmu. Sepertinya kita bisa bahagia di tempat ini ... " ucapnya sambil tersenyum, sesuatu seperti kupu-kupu terbang di dalam perutku. Ucapanya makin gila, tapi kenapa aku makin suka ?.

" Bagaimana ? Apakah kamu setuju .... ? " ia bertanya penuh harap. Aku menelan ludahku, ia mengenggam jari jemariku dengan erat.

" Aku juga sudah lama menyukaimu .... jadi, tak usah pikirkan bagaimana caranya keluar dari sini, pikirkan saja bagaimana caranya bisa bertahan hidup di ruangan ini .... " ucapannya makin tak masuk akal. Kenapa tiba-tiba bulu kudukku merinding. Aku mundur beberapa langkah, ia tetap berjalan maju mendekatiku.

" Kenapa ? Kamu gak suka ya ? " ia masih berjalan mendekatiku, wajahnya sekarang terlihat kecewa. Aku berdehem, tubuhku sudah tidak bisa menemukan jalan lagi. Berjalan mundur dan berhenti tepat di dinding putih menyebalkan itu.

" Apakah kamu sadar, bahwa ucapanmu sudah gila ? " ucapku sebisa mungkin mengendalikan diriku. Ia menyeringai mendengar pertanyaanku. Tubuhnya yang kurus menjulang tinggi kini tepat di hadapanku, kedua tangannya ia lipat lagi, ia menatapku dalam-dalam.

" Aku rasa kamu benar, sepertinya aku memang sudah gila. Maaf jika sikap dan ucapanku membuat kamu tidak nyaman, tapi kita tidak punya banyak waktu ..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun