Membuat Batasan & Berani Berkata TidakÂ
Dalam beberapa hal, sudah sepatutnya menciptakan batasan-batasan yang tidak bisa dilanggar oleh siapapun. Hal ini akan mengurangi tekanan dalam diri dan menghadirkan rasa aman serta nyaman. Jangan takut buat berkata tidak ataupun menolak sesuatu yang memang dirasa melewati batas. Contohnya : Seharian sudah bekerja lalu ada rekan kerja ngajak makan malam di mall, padahal hari itu sobat kompasianers punya agenda mau makan malam bareng keluarga di rumah. Maka, tidak apa-apa lho kasih penolakan dan memberi penjelasan bahwa ada acara keluarga. Tidak perlu merasa tidak enak, karena tentunya acara keluarga lebih penting bila dilihat dari skala prioritas.Â
Mampu Beradaptasi dengan Lingkungan & SituasiÂ
Belajar untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan serta situasi terkini. Jadi pandai menempatkan diri, ini penting sekali. Nanti saat akan berbaur dengan warga desa, pastinya bisa bersikap sesuai adat-istiadat dan budaya berlaku. Sehingga tidak dicibir sebagai orang yang kaku atau tidak mampu beradaptasi.
Membiasakan Diri Tidak Terbawa Arus FOMO
Sebelum terjun ke gaya hidup slow living, pastikan sobat terbiasa menjalani kehidupan sederhana. Sesuai kemampuan, menghindari diri dari prilaku lebih besar pasak dari pada tiang dan tidak latah terbawa arus FOMO (Fear of Missing Out). Supaya tidak mudah terbawa arus FOMO, batasi penggunaan social media, kurangi durasi scrolling dan punya pendirian teguh serta ingat sama tujuan hidup.Â
Saat seseorang memiliki tujuan hidup yang jelas, pastinya menjadi sosok yang memiliki pendirian teguh, tidak mudah goyah. Untuk mencapai sebuah tujuan diperlukan kesungguhan serta fokus. Yuk lebih semangat menggapai tujuan dan impian dengan cara lebih teguh pendirian, tekun dalam keseharian dan hindari stress berlebihan supaya mental tetap terjaga. Saat mental sehat, bisa berpikir lebih jernih dan tidak asal ambil keputusan.Â
Jadi, gimana? Masih tertarik buat menerapkan gaya hidup slow living di Sukabumi? Atau ada kota lain yang sobat incar? Apapun itu pastinya jadi sebuah keputusan terbaik dengan segala riset dan pemikiran mendalam sebelum menetapkan. Sambil menunggu masanya tiba, mari jalani slow living versi penduduk perkotaan supaya bisa menjalani hidup lebih bermankna dan tetap dekat terikat dengan keluarga dan sahabat tersayang. Sehat jasmani dan rohani pun perlu diupayakan dengan menjalani cara hidup slow living. Yuk bisa bertahap belajar terapkan pola hidup slow living & semakin produktif serta profesional dengan sagala amanah yang diemban.
Disclaimer, beberapa opini ini tentunya tidak mewakili milyaran manusia di muka bumi ya. Harap bijak mengambil hal-hal yang dirasa baik serta menfaat saja. Terima kasih sudah berkenan membaca & memberikan reaksi, have a nice day.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H