Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|penulis amatir|S.kom |pecandu buku|Sosial Media creative|Ide itu mahal|yuk menulis|doakan mau terbitin novel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengalaman Menarik Hadir ke Event Ngobrol Semaunya Soal Menulis Bersama Bang Raditya Dika

21 September 2024   20:56 Diperbarui: 21 September 2024   21:01 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi dari penyelenggara event (dokpri)

Halo kompasianers, pernah enggak sih scrolling di platform social media buat cari informasi sputar event? Pastinya sebagian besar pernah melakukan hal ini ya. Beberapa waktu lalu, saya mencari info seputar event literasi dan ketemulah sama postingan dari Patjarmerah. Menarik banget deh, Patjarmerah bikin event literasi di Pos Bloc Jakarta.

Spesialnya, event Patjarmerah kali ini menghadirkan bang Raditya Dika. Harga tiket untuk perorang supaya bisa ikutan acaranya Rp49.000,- saya sangat tertarik dan langsung daftar supaya bisa mengikuti acara yang bertajuk 'Ngobrol Semaunya Soal Menulis Bersama Raditya Dika'.

Event Urun Daya Untuk Rumah-rumah Baca 

Biaya Tiket para peserta ternyata untuk urun daya GalangPatjar pengadaan buku-buku baru untuk rumah-rumah baca. Tentunya bersyukur banget bisa daftar dan jadi salah satu peserta. Para peserta yang hadir pun, boleh banget menyumbangkan buku baru di area yang sudah tersedia. 

Bentuk kepedulian penerbit buku, penulis buku dan pecinta literasi untuk berupaya menyedikan buku-buku baru berkualitas, sesuai kebutuhan masyarakat luas. Tentunya tidak dipungkiri kalau di beberapa wilayah pedesaan, masih banyak yang kesulitan mendapatkan buku-buku baru berkualitas. Selain kendala uang, ketersediaan di perpustakaan terdekat pun amat terbatas. Ini berdasarkan fakta. 

Jadi, salah satu teman saya punya sebuah kebiasaan mulia. Ia tinggal di Pati di area pedesaan. Kebiasaan mulia teman saya itu : mengajak teman-teman kumpulin buku-buku layak baca untuk ia bawa jadi oleh-oleh. Buku-buku tersebut akan ia sumbangkan ke tempat baca di daerah rumahnya. Saya salut sama sepak terjang dan usahanya. Beneran peduli banget sama dunia literasi di daerahnya.

Pun dengan program yang diadakan sama Patjarmerah bersama bang Raditya Dika. Pastinya sangat membantu rumah-rumah baca di seluruh Indonesia supaya punya koleksi buku baru yang menarik sehingga menimbulkan semangat membaca yang lebih membara. Di era gempuran scrolling social media dan menonton video tiktok berjam-jam setidaknya para pecinta literasi masih mengupayakan untuk terus menggaungkan supaya setiap orang menyempatkan waktu buat membaca buku. 

Tips Suka Membaca Ala Mbak Lala

Sebelum melanjutkan cerita terkait event yang saya hadiri. Saya mau sedikit berbagi terkait bagaimana cara menghadirkan rasa suka terhadap membaca. 

Dulu, saat masih kecil saya ingat gimana cara Bapak mengenalkan saya ke dunia membaca. Beliau tidak memaksa anak-anak buat membaca. Namun, sering mengajak anak-anak buat berkunjung ke toko buku. Saat di toko buku, bapak memberikan kebebasan kepada anak-anaknya buat lihat-lihat buku. Jika ada yang tertarik, boleh di lihat dan dibaca. 

Lama kelamaan, karena sering diajak toko buku. Saya senang membaca buku bergambar. Sangat menarik dan cakep. Dari buku bergambar, lanjut ke baca majalah bahkan sempat langganan majalah Bobo. Suka baca koran dan bacaan lainnya. 

Dulu, baca buku salah satu rutinitas tambahan selain bersekolah. Bahkan menyisihkan uang jajan buat beli buku. Tidak harus buku baru, terpenting buku asli bukan bajakan. Di Bogor, dulu ada toko buku loak yang memang terpercaya.

Dari pengalaman tersebut, seiring dengan kemajuan jaman. Saya di tahun 2024 ini mempraktekkan hal yang bapak saya lakukan dulu kepada keponakan (anak adik). Rupanya anak-anak memang punya rasa tertarik yang besar sama buku-buku bergambar (apalagi balita). Saya tambahkan dengan membacakan buku siang dan malam hari kepada keponakan dengan ragam ekspresi, sehingga ia bersemangat menyimak. 

Saya belikan buku-buku menarik buat anak-anak seperti 'Cara Berterima Kasih' Saya bacakan dengan suara dan ekspresi sesuai narasi. Ternyata keponakan suka dan mau menyimak. Bahkan majalah Bobo edisi 50 tahun pun, sering ia minta untuk dibacakan ulang. Rasanya bahagia sekali karena anak balita punya rasa tertarik buat mendengarkan cerita. Memegang buku, memperhatikan buku. Dari situ bisa saya lanjutkan untuk mengajari ia kenalan sama huruf-huruf. 

Jadi, memang harus di kasih lihat secara nyata kalau selaku orang dewasa punya rasa tertarik buat baca, buka buku, bacain cerita dan ajak main ke toko buku. Jaman sekarang di perkotaan banyak perpustakaan dengan fasilitas mumpuni serta sering adain kegiatan literasi jadi tidak ada salahnya jika ada waktu luang, para orang tua ajak anak-anak ke perpustakaan. 

Semoga tips tersebut bermanfaat ya. Intinya sabar dan konsisten dalam mengenalkan dunia baca ke anak-anak sejak dini (dari usia balita).

Mari kembali ke laptop. Event ngobrol semaunya tentang menulis bersama Raditya Dika di Pos Bloc Jakarta. 

Bang Raditya Datang Tepat Waktu

Hari senin, bertepatan tanggal merah perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.  Jadi momen yang mengesankan, karena bisa datang sekitar sepuluh menit lebih awal dari acara yang sudah ditentukan. Takjub serta kaget, rupanya area Pos Bloc Jakarta tempat diadakan event sudah terisi oleh para peserta. 

Jadi, saya kebagian duduk lumayan belakang untunglah ada undakan jadi lumayan tinggi dan tetap terlihat jelas area panggung. 

MC sudah mulai mengajak interaksi para peserta yang hadir. Euforia nya bikin semangat banget deh. Peserta sangat antusias mengikuti acara. Tepat pukul 15.00 WIB bang Raditya Dika pun tiba di venue. Setelah sejenak bersiap, ia langsung menyapa kami semua. 

Bang Raditya Dika memang akhir-akhir ini sangat terkenal sebagai komika dan youtuber. Saya penonton setia channel youtube nya. Apalagi pas masa pandemi. Gebrakan bikin cerpen versi dibacakan pada channel youtube bikin saya terhibur banget. 

Maka, sapaan beliau terhadap audience pun sangat ramah dan ringan. Bikin semua peserta acara enjoy dan tertawa lepas. Jadi setelah menyapa para hadirin, bang Radit langsung mempersilahkan MC buat memilih penanya.

Ngobrol Semaunya Soal Menulis Bareng Bang Raditya Dika

Meski saya tidak terpilih sebagai salah satu penanya yang beruntung bisa bertanya langsung ke bang Raditya Dika. Saya tetap bisa membawa pulang wawasan serta ilmu terkait menulis.

Dokpri Lala
Dokpri Lala

Ada penanya yang mempertanyakan, sebaiknya ide menulis itu berasal dari mana? Bang Raditya menjawab : tulisan itu bisa berasal dari keresahan atau kekhawatiran. Biasanya cerita yang berasal dari keresahan akan lebih mengalir, pastinya diimbangi sama riset serta solusi juga di bagian akhir. Pastinya penulis akan melakukan pengembangan karakter. 

Kemudian bang Radit pun memberikan gambaran kalau ingin menjadi penulis yang bisa menghasilkan tulisan enak dibaca. Maka biasakan buat bercerita. Dari bercerita setidaknya seseorang terbiasa menceritakan kisah atau apapun dengan lebih terstruktur dan memiliki daya tarik tersendiri supaya tetap bisa disimak sama pendengar. 

Dari situ, bisa di tuangkan dalam tulisan. Nantinya akan ada bagian editor yang melakukan perbaikan pada tulisan, misal tulisan tersebut akan jadi sebuah buku.

Untuk melatih kemampuan menulis, bisa juga membiasakan diri buat mengamati seseorang di tempat tertentu. Belajar mendeskripsikan orang tersebut dalam tulisan. Kemudian penguatan karakter. Lama kelamaan akan terbiasa dan terlatih. 

Ada juga para guru yang menanyakan terkait bagaimana membuat anak-anak suka baca dan bercerita. Jawabannya menarik juga nih. Jadi bang Radit menyarankan buat para guru berkata jujur kepada anak didiknya "Anak-anak, Ibu/bapak mau jujur. Ibu/bapak bingung nih apa yang menyebabkan kalian enggan buat bercerita? Coba tolong sampaikan sama ibu/bapak?" Kurang lebih begitu. Dari kejujuran dan keresahan anak-anak akan bercerita secara natural. Dari situ bisa ditarik kesimpulan dan cari solusi. 

Memang harus ada effort lebih untuk mengajak anak jaman now supaya mau bercerita dan membaca. Di era gempuran teknologi dan social media yang wah banget. Bahkan banyak anak yang kecanduan scroll video tiktok juga. 

Perlu kerjasama antara guru dan orang tua. Serta pendekatan yang akrab antara orang dewasa dengan anak. Semoga saja pendekatan yang dilakukan para guru bisa membuahkan hasil baik ya. 

Bang Radit memang mengajak para penulis buat berkarya dengan jujur dan didasari sama keresahan. Kemudian menemukan gaya bahaya menarik dan khas. "Inget ya, setiap orang itu unik lho. Punya khas sendiri" Coba temukan khas dan kelebihan diri supaya bisa ditonjolkan sebagai USP (Uniq Selling Point) Dalam karya tulis. 

Kemudian ada seorang editor buku anak yang menyampaikan informasi kalau di Indonesia itu masih kekurangan buku anak yang lucu. Kalau buku lucu dan menarik, rupanya anak-ak suka banget. Bahkan ia selaku editor pernah menyaksikan langsung satu buku di cetak sampe tuju kali cetakan saking larisnya. 

Insight Berharga dari Event 

Dari event ini juga saya dapat insight, selaku penulis. Kalau datang ke event literasi bawalah buku hasil karya mu dan berikan kepada pembicara. Cara untuk kamu lebih di notice dan siapa tau nanti dapat feed back atau masukan positif terkait buku karya mu. 

Sekilas Tentang 'Timun Jelita'

Dalam kesempatan ini juga, bang Radit kasih spoiler, kalau beliau dalam waktu dekat akan menerbitkan novel baru berjudul 'Timun Jelita'. Sontak membuat sebagian besar audience bilang "Udah masuk era tumbuhan" Yup. Novel bang Radit biasanya nih mengandung kata hewan pada judulnya. Seperti : Koala Kumal, Manusia Setengah Salmon, Marmut Merah Jambu, dkk. 

Namun, bang Radit menjelaskan kalau judul ini berasal dari nama kedua tokoh utama. Akan bercerita terkait anak band. Bikin beda karena latar belakang anggota band ini beda usia. Penasaran? Saya juga penasaran dan menantikan bukunya launching. Saat ini masih proses mencari editor untuk finalisasi buku tersebut. 

Foto Bareng Bang Raditya Dika Per Sepuluh Peserta

Setelah sesi tanya jawab berakhir, pada peserta diperbolehkan foto bareng bang Raditya Dika per sepuluh orang bergantian secara tertib. Bener ya, peserta nya pada tertib sangat. Salut banget deh, enggak ada edisi rebutan atau motong antrian. 

Dokumentasi dari tim Penyelenggara Event
Dokumentasi dari tim Penyelenggara Event

Selesai foto bareng, ada pojok buku yang bisa kita sambangi. Buku bang Raditya sebagian besar di tanda tangan langsung, sayangnya edisi tanda tangan kehabisan nih. Mbak Lala beli satu buku 'Koala Kumal' kebetulan memang belum punya. Sepertinya menarik buat nambah koleksi buku karya bang Raditya Dika. Awalnya mau sekalian beli beberapa buku lain namun sayang, inget sama isi kantong dengan dana terbatas dan ada rencana akhir bulan pengen beli novel Home Sweet Loan.

Dokumen pribadi Lala 
Dokumen pribadi Lala 

Setelah bayar buku yang dibeli, mbak Lala lanjut keluar pos bloc dan jalan kaki menuju stasiun Juanda untuk pulang ke Bogor. 

Terima kasih sudah membaca cerita sederhana ini. Semoga saja kembali menyadarkan untuk meluangkan waktu baca buku dan ajak keluarga baca juga. Have a great day sobat kompasianers. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun