Perlu kerjasama antara guru dan orang tua. Serta pendekatan yang akrab antara orang dewasa dengan anak. Semoga saja pendekatan yang dilakukan para guru bisa membuahkan hasil baik ya.Â
Bang Radit memang mengajak para penulis buat berkarya dengan jujur dan didasari sama keresahan. Kemudian menemukan gaya bahaya menarik dan khas. "Inget ya, setiap orang itu unik lho. Punya khas sendiri" Coba temukan khas dan kelebihan diri supaya bisa ditonjolkan sebagai USP (Uniq Selling Point) Dalam karya tulis.Â
Kemudian ada seorang editor buku anak yang menyampaikan informasi kalau di Indonesia itu masih kekurangan buku anak yang lucu. Kalau buku lucu dan menarik, rupanya anak-ak suka banget. Bahkan ia selaku editor pernah menyaksikan langsung satu buku di cetak sampe tuju kali cetakan saking larisnya.Â
Insight Berharga dari EventÂ
Dari event ini juga saya dapat insight, selaku penulis. Kalau datang ke event literasi bawalah buku hasil karya mu dan berikan kepada pembicara. Cara untuk kamu lebih di notice dan siapa tau nanti dapat feed back atau masukan positif terkait buku karya mu.Â
Sekilas Tentang 'Timun Jelita'
Dalam kesempatan ini juga, bang Radit kasih spoiler, kalau beliau dalam waktu dekat akan menerbitkan novel baru berjudul 'Timun Jelita'. Sontak membuat sebagian besar audience bilang "Udah masuk era tumbuhan" Yup. Novel bang Radit biasanya nih mengandung kata hewan pada judulnya. Seperti : Koala Kumal, Manusia Setengah Salmon, Marmut Merah Jambu, dkk.Â
Namun, bang Radit menjelaskan kalau judul ini berasal dari nama kedua tokoh utama. Akan bercerita terkait anak band. Bikin beda karena latar belakang anggota band ini beda usia. Penasaran? Saya juga penasaran dan menantikan bukunya launching. Saat ini masih proses mencari editor untuk finalisasi buku tersebut.Â
Foto Bareng Bang Raditya Dika Per Sepuluh Peserta
Setelah sesi tanya jawab berakhir, pada peserta diperbolehkan foto bareng bang Raditya Dika per sepuluh orang bergantian secara tertib. Bener ya, peserta nya pada tertib sangat. Salut banget deh, enggak ada edisi rebutan atau motong antrian.Â