Ketika anak diberikan pertanyaan berikut benda yang diperlihatkan oleh guru, anak akan lebih mudah memahaminya.
Contohnya ketika berdiskusi mengenai barang bekas, guru dapat bertanya tentang manfaat kantong plastik atau kresek.
Tentu jawabannya sangat beraneka ragam, jika pertanyaan tersebut ditanyakan pada anak-anak dikelas. Jawabannya bisa untuk kantong makanan, kantong buah, untuk bawa belanjaan, untuk membuat bunga, untuk hiasan topi, untuk baju plastik, hiasan di kelas, untuk dipakai bermain, bisa ditiup dijadikan seperti bola, bisa jadi seperti lampion, tempat sampah dan lain-lain.
Dari jawaban-jawaban diatas, anak dilatih untuk berfikir secara divergen dan terdapat berbagai alternatif jawaban. Secara tidak langsung anak dilatih untuk mengungkapkan pendapatnya, mengungkapkan ide, mengingat apa yang pernah dilihatnya. Disini anak berfikir tentang apa yang pernah mereka lihat berdasarkan pengalamannya, dari bahan dasar kantong plastik kresek.
Contoh lain pada kegiatan bermain stempel atau cap jari tangan di pendidikan anak usia dini. Guru mempersilahkan anak untuk berkreasi sesuai dengan ide yang dimiliki anak-anak di kelas. Dengan menggunakan cap jari tangannya, kira-kira anak akan membuat gambar seperti apa. Untuk memberikan gambaran, guru dapat memberikan satu contoh gambar. Misalnya cap jari tangan untuk menggambar angsa dengan ditambahkan gambar paruh dan mata.
Anak-anak dapat membuat gambar sesuai dengan idenya masing-masing. Ada boneka tangan, gambar ikan, gambar gurita, gambar seperti bunga, gambar kue, dan lain-lain. Terkadang ide yang muncul dari anak jauh dari tebakan kita.
Semakin tinggi kemampuan divergennya, maka semakin kreatif pula anak tersebut. Ia akan banyak pengalaman nyata yang bermakna, sebagai bekal kehidupannya. Ia akan terus berfikir, mencari alternatif dan pilihan solusi.
Ciptakan suasana yang santai, bebas tanpa perlu dikritik terlebih dahulu dari kita, untuk menggali ide-ide kreatif yang ada di pikirannya.
Kata kunci divergen adalah lancar, orisinal, fleksibel dan elaborasi ide.
Contoh lainnya, misalnya pada saat kegiatan bermain dan belajar  berkelompok, anak diberikan kebebasan untuk memilih mainan yang akan dipergunakan dalam bermain jual beli.
Guru dapat bertanya pada setiap kelompok, mainan apa yang akan mereka gunakan. jika anak sudah memberikan jawaban, misalnya bola-bola akan mereka umpamakan sebagai buah jeruk atau telur, mainan balok-balok dijadikan kue-kue, atau mainan sebagai barang jualan lainnya. Sehingga ide-ide dari tiap anak dalam satu kelompok pun terdapat aneka ragam ide.