(Skenario Bandara Soetta di Indonesia ---Sri Ayuningtyas di tunggu di Bandara Soekarno Hatta – biar ditelan para calo dan para lanun, dia kalau kembali akan ditelan seperti dulu dia bayangkan di kamar-kamar para hamba sahaya --- mengapa begitu kejam dunia ini untuk gadis cilik dari Indonesia --- jadi hamba sahaya di mana saja karena kemiskinan di negeri-nya).
Tamtambuku celeret tanda lima --- Indonesia adalah negeri miskin para hamba sahaya. Ia tergeletak di dasar ghetto para pete --- para majikan di mana saja.
Tidak pandai kerja dan berkata --- ia akan disetrika dan didera --- kalau dia cantik dan bersih --- bukan diperkosa --- dia bekerja suka sama suka.
(Sri Ayuningtyas anak Indonesia berumur lima belas dan delapan belas (dalam ghetto, A city area populated largely by people of a minority group, usually to financial or social restrictions imposed by the majority group……………..) Baca dan maknailah.
Dia sama saja terhina di sini atau di sana ………..ia terpaksa membuka pahanya !
Sama saja ia harus bersedia kapan saja, membuka pahanya. Itu ijazah asli-nya.
                                                                                                           (MWA)
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H