Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sri Ayu Merantau ke Malaysia [Puisi dari Jendela Bis – 06]

1 September 2010   23:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:31 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mereka terhinakan oleh karena miskin dan negerinya tidak bisa memberikan kerja

Mereka terhinakan oleh karena miskin dan bapaknya tidak bisa memberikan  makan

Mereka terhinakan oleh karena miskin dan pamongnya putus asa hanya bisa,

merubah palsukan umurnya --- buat selamat jalan dengan foto-foto kopi, yang di negeri ini budaya foto kopi asli yang dipalsukan --- yang palsu diaslikan

Tidak bisa dibedakan --- semuanya bisa terjadi, buat selamat jalan paspornya

Sri Ayuningtysas tidak mengerti --- ijazahnya hanya ibtidaiah ia pandai mengaji

Bis yang sumuk --- Ayu mendorong celah jendela --- air matanya segera menguap

Para pengasong berjualan di bulan puasa --- menangis menjerit-jerit, lapar, lapar lapar, lapar, lapar, lapar , lapar ,lapar, lapar. --- keringat mengering dan menguap

Bagi Ayu tidak mengerti Ringgit , enggak mengerti Rial, enggak mengerti Dollar Hongkong atau Dollar Singapura --- ialah yang harus mengerti merubah dirinya dari tukang jahit  20.000-an --- menjadi Ringgit Malaysia.

(bapak emak dan adiknya harus makan untuk hidup, dan menghidupi --- kiriman uang beeni dan westerunion beeri)

Menjahit gordin, menjahit lurus --- bisakah ia memutar tombol mesin cuci yang tidak pernah dilihat-nya ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun