3. Kualitas internasional
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ikut mendukung industri mutiara dalam negeri dengan melakukan uji dan pengendalian mutu agar tidak kalah bersaing di pasar internasional. Maka dari itu, dapat dipastikan bahwa perhiasan ISSP tak hanya berkualitas secara nasional tapi juga internasional.
4. Bahkan, mutiara ISSP mempunyai kualitas lebih baik dibandingkan negara lain
ISSP dihasilkan dari jenis kerang Pinctada maxima yang dikenal sebagai mutiara terbaik dibandingkan dengan jenis mutiara lain seperti mutiara akoya, mutiara hitam dan mutiara air tawar.
Mutiara air laut umumnya berukuran lebih besar dan bulat serta lebih berkilau dibandingkan dengan mutiara air tawar. Karena itu mutiara air laut memiliki harga yang jauh lebih mahal. Harga tergantung dari grade sebuah mutiara, dimana mutiara laut dengan grade dan kualitas yang bagus harga jualnya dihitung per gram. Sementara mutiara air tawar dihitung per butir.
ISSP memiliki keunikan berupa warna maupun kilaunya yang mempesona dan abadi sepanjang masa, sehingga banyak digemari di pasar internasional dan biasanya diperdagangkan dalam bentuk loose dan jewellery. Dalam perhiasan ISSP menggunakan campuran material emas dan perak yang digunakan sebagai ikatan untuk merangkai mutiara menjadi produk perhiasan, yang biasanya terdiri dari: • Emas 18 karat atau 75% dan emas 22 karat atau 92%. • Perak 925 yaitu campuran perak murni dan tembaga dengan persentase 92,5% perak + 7,5% tembaga.
Industri mutiara menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Menurut Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan, industri mutiara menyerap tenaga kerja 53.000 orang pekerja perusahaan, 200 orang tenaga ahli insertor WNI dan 50 tenaga ahli insertor WNA. Dengan nilai perdagangan yang terus meningkat dari tahun ke tahun : USD 26,3 juta (2013); USD 28,9 juta (2014); USD 31,2 juta (2015).
NAMUN, diperlukan sedikit kejelian dalam membeli perhiasan ISSP. Mengingat bahwa selama ini, mutiara ISSP dikenali sebagai produk dari negara lain seperti Jepang, Cina, Hong Kong dan Australia. Padahal, negara tersebut mengimpor mutiara mentah dan mengolah menjadi berbagai kerajinan dan perhiasan. Yang kemudian hasil olahannya kembali diekspor ke Indonesia. Selain itu, negara produsen mutiara laut selatan selain Indonesia adalah Australia, Filipina dan Myanmar.