Mohon tunggu...
Mulyadi
Mulyadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis / Mahasiswa

Saya merupakan seorang pemuda yang tergerak hatinya untuk turut memikirkan kemajuan bangsa, khususnya dibidang pendidikan. Salah satu cara yang saya lakukan sebagai upaya tersebut adalah dengan menanamkan prinsip rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara. Bentuk upaya kecil dari rela berkorban itu salah satunya ialah terus belajar, mengasah kemampuan diri dan memperdalam bidang ilmu yang menjadi minat saya. Ya, dunia sastra adalah minat yang sejak kecil sudah tertanam dalam diri saya Lewat dunia sastra saya dapat bercerita tentang bagaimana saya menjalani kehidupan dan dapat menjadi refleksi bagi orang lain yang membaca kisahnya. Menumbuhkan kecintaan terhadap dunia sastra adalah bentuk rasa cinta terhadap bahasa Indonesia. Bahasa yang menyatukan segala unsur yang ada di bumi Nusantara.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Sebait Sajak yang Kandas di Penghujung Napas

11 Mei 2023   22:10 Diperbarui: 11 Mei 2023   22:17 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melebur kerinduanku

bersama derai hujan bergerilya

Menyatukan tangisku

dengan rinai hujan
nan paripurna....

Berganti bias memendar sang surya
Melukis selengkung benang putih di angkasa
Aku merindukan masa itu....

Saat kau dan aku
Menyingkapi tirai dari balik jendela

Menanti pelangi nan berpendar disepucuk senja

Sungguh, aku menyesal pernah menolak cintamu habis-habisan. Dan kini hanya tersisa penyesalan yang terukir diceruk jiwaku yang paling terdalam. Disaat aku hanya mampu menatap wajahmu untuk yang terakhir kalinya, sebelum jasadmu bersemayam didalam pusara dan jiwamu kembali ke pangkuan-Nya, bersama ketulusan cintamu yang tak akan pernah aku lupa.

Sesaat sebelum pria dari langit menggenggam jiwamu menuju nirwana, samar-samar kudengar sajakmu yang bergema di seantero semesta.

Aku akan tetap mencintaimu....
Meski selongsong peluru merobek dadaku Akua kan tetap mencintaimu....
Meski darah mengalir dikerah bajuku

Aku akan tetap mencintaimu....
Meski sejuta luka
a

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun