Mohon tunggu...
Mutiya Kansa
Mutiya Kansa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Digitech University

Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Pembinaan Displin dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

18 Mei 2024   21:51 Diperbarui: 18 Mei 2024   21:53 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Kajian Pustaka

2.1.1    Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Setiap perusahaan memiliki tujuan yang harus dicapai,untuk itu diperlukannya sumber daya manusia untuk mencapai tujuan tersebut. Sumber daya manusia yang baik akan membuat tujuan dalam suatu organisasi tercapai sesuai dengan target. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan sumber daya manusia sehingga dapat mencapai keberhasilan dengan kualitas yang baik.

Berikut adalah beberapa pengertian manajemen sumber daya manusia Menurut Ajabar (2020:5), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah aktivitas yang bertujuan untuk mendorong, mengembangkan, memotivasi, dan mempertahankan kinerja yang optimal dalam sebuah organisasi.

2.1.2    Pengertian Disiplin Kerja dan Pembinaan Disiplin

Disiplin kerja dapat berpengaruh terhadap terselenggaranya tujuan-tujuan suatu perusahaan, dengan adanya disiplin kerja yang baik akan menimbulkan tingkat prestasi yang tinggi oleh karyawannya. Karena mencerminkan bahwa tingginya rasa tanggung jawab seorang karyawan terkait dengan pekerjaannya. Oleh karena itu kedisiplinan penting untuk selalu diterapkan terhadap seorang karyawan agar dapat mempermudah dalam pencapaian tujuan suatu perusahaan.

Menurut Nugraha dan Sari (2020), disiplin kerja adalah perilaku individu yang mengikuti aturan dan prosedur kerja yang telah ditetapkan. Disiplin juga dapat diartikan sebagai sikap, perilaku, dan tindakan yang sesuai dengan peraturan organisasi, baik yang tertulis maupun tidak tertulis.

2.1.3    Faktor yang Mempengaruhi Pembinaan Disiplin

Untuk dapat memiliki kedisiplinan karyawan yang tinggi, suatu instansi perlu untuk memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pembinaan disiplin. Menurut Hamali (2018:219), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembinaan disiplin adalah:

  • Besar kecilnya pemberian kompensasi

Besar kecilnya pemberian kompensasi dapat mempengaruhi tegaknya kedisiplinan. Para karyawan akan patuh terhadap peraturan yang berlaku, jika karyawan merasa telah mendapatkan balas jasa yang setimpal dengan jerih payah yang telah diberikan bagi perusahaan. Karyawan yang menerima kompensasi memadai dapat bekerja dengan tenang dan juga tekun, serta selalu berusaha untuk bekerja dengan sebaik-baiknya.

  • Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan

Keteladanan pimpinan sangat penting dalam suatu lingkungan perusahaan. Semua karyawan akan memperhatikan bagaimana pimpinan dalam menegakkan disiplin diri dan bagaimana pimpinan dapat mengendalikan dirinya dari mulai ucapan, perbuatan, dan sikap yang dapat merugikan aturan disiplin yang ditetapkan.

  • Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan

Pembinaan disiplin tidak dapat terlaksana apabila dalam suatu perusahaan tidak diterapkan aturan yang pasti untuk dijadikan pegangan bersama. Disiplin tidak mungkin ditegakkan jika peraturan yang dibuat hanya berdasarkan lisan yang dapat berubah sesuai dengan kondisi dan situasi.

  • Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan

Dalam mengambil tindakan sangat diperlukan keberanian pimpinan ketika ada seorang karyawan yang melanggar kedisiplinan, sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dibuatnya. Tindakan tegas yang diamil oleh pimpinan akan menimbulkan karyawan merasa terlindungi dan membuat karyawan yang melanggar berjanji tidak akan mengulangi kesalahan kembali.

  • Ada tidaknya pengawasan pimpinan

Orang yang paling tepat dalam melaksanakan pengawasan terkait dengan disiplin tentu saja atasan langsung. Hal tersebut disebabkan karena atasan langsung itulah yang paling mengetahui dan paling dekat dengan para pegawai yang ada dibawahnya.

  • Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan

Pimpinan yang berhasil memberi perhatian yang besar kepada karyawan akan menimbulkan disiplin kerja yang baik terhadap karyawan. Karena seorang pimpinan tidak hanya dekat secara fisik, tetapi juga dekat dengan batin. Pimpinan yang ingin memberikan perhatian kepada karyawan akan selalu dihormati dan dihargai oleh para karyawan sehingga akan berpengaruh terhadap prestasi, semangat kerja, dan moral.

  • Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin antara lain:

1. Saling menghormati dalam lingkungan kerja.

2. Melontarkan pujian sesuai dengan waktu dan tempatnya, sehingga karyawan akan merasa bangga dengan pujian.

3. Sering mengikutsertakan karyawan dalam semua pertemuan, termasuk pertemuan yang berkaitan dengan nasib dan pekerjaan karyawan.

4. Memberi tahu apabila ingin meninggalkan tempat kepada rekan kerja, dengan mengkonfirmasi kemana dan untuk urusan apa, walaupun kepada bawahan.

2.1.4    Pola Pembinaan Disiplin

Menurut Saydam (2017:105) pola pembinaan disiplin adalah sebagai berikut:

  • Menciptakan peraturan-peraturan dan tata tertib yang harus dilaksanakan oleh para karyawan. Sehingga karyawan harus melaksanakan tata tertib dan aturan yang telah ditetapkan dan perusahaan perlu untuk bertindak tegas terhadap karyawan yang melanggar aturan tersebut. Agar perusahaan dapat berjalan dengan optimal.

Menurut Sutrisno (2019:94), peraturan yang dapat berkaitan dengan disiplin antara lain yaitu:

  • Peraturan jam masuk, jam pulang kerja dan jam istirahat.
  • Peraturan dasar tentang berpakaian dan bertingkah laku dalam bekerja.
  • Peraturan cara-cara yang dilakukan dalam pekerjaan dan berhubungan dengan unit kerja lain.
  • Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh para karyawan selama dalam perusahaan.

Menciptakan dan memberikan sanksi-sanksi bagi pelanggaran disiplin. Menurut Mangkunegara (2017:131), pelaksanaan sanksi terhadap pelanggaran disiplin dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Pemberian peringatan.
  • karyawan yang melanggar peraturan perlu diberikan surat peringatan pertama, kedua, ketiga. Hal ini dilakukan untuk agar karyawan menyadari kesalahannya.
  • Pemberian sanksi dengan segara. karyawan yang melakukan pelanggaran harus langsung diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan agar karyawan dapat memahami kesalahannya sehingga tidak melakukannya dengan berulang.
  • Pemberian sanksi dengan konsisten. Dalam pemberian sanksi tentu saja harus konsisten, sehingga dapat membuat karyawan sadar dengan kesalahannya dan menghargai peraturan yang berlaku di dalam suatu perusahaan.
  • Pemberian sanksi impersonal. Dalam pemberian sanksi seharusnya dilakukan dengan baik tanpa membeda-bedakan karyawan satu dengan yang lainnya. Baik karyawan tua, muda, pria dan wanita semuanya harus diberikan sanksi yang sama sesuai dengan aturan yang berlaku. Hal ini dapat menjelaskan bahwa disiplin kerja berlaku untuk semua karyawan.
  • Melakukan pembinaan disiplin melalui pelatihan-pelatihan kedisiplinan. Untuk melakukan pembinaan disiplin tentunya ada upaya yang dapat ditingkatkan agar karyawan dapat bekerja dengan baik. Menurut Saydam (2017:105) pembinaan disiplin melalui pelatihan disiplin kerja meliputi:
  • Pelatihan disiplin melalui pelatihan fisik. Pelatihan disiplin melalui pelatihan fisik dapat dilakukan dengan pemberian pelatihan dasar kemiliteran kepada para karyawan, hal ini bertujuan agar karyawan tidak mudah lelah.
  • Pelatihan disiplin melalui pelatihan mental dan spiritual. Pelatihan disiplin ini dapat dilakukan dengan cara memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengikuti ceramah atau kegiatan ibadah lainnya. Hal ini bertujuan agar karywan dapat berbudi luhur dan memiliki sikap disiplin yang tinggi.

2.1.5    Metode Pembinaan Disiplin

Menurut Sutrisno (2019:86), dalam pembinaan disiplin terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan antara lain:

  • Punishment (hukuman) dan reward (hadiah) dapat digunakan sebagai upaya penerapan disiplin seorang karywan dalam perusahaan.
  • Adil dan tegas adalah penegakan hukum, peraturan, prosedur kerja harus dilakukan secara tegas dan untuk hukuman harus diterapkan secara adil untuk semua karyawan yang ada di perusahaan. Karena dapat dikatakan adil apabila perusahaan tidak membeda-bedakan dalam memberi suatu hukuman kepada seorang karyawan.
  • Motivasi adalah pihak-pihak yang berkompetensi dalam perusahaan yang harus memberikan penjelasan terkait manfaat yang akan diperoleh oleh karyawan yang bersangkutan bila karyawan tersebut bekerja dengan disiplin.
  • Keteladanan adalah bimbingan yang dilakukan untuk memberikan keteladanan yang baik, akan memberikan contoh sehingga segala sikap dan perilaku pimpinan menjadi rujukan atau panutan bawahan.
  • Lingkungan yang kondusif adalah lingkungan sosial yang tepat, dan akan menciptakan pandangan orang- orang bahwa bekerja disana berdisiplin tinggi.

2.1.6    Evaluasi Pembinaan Disiplin

Menurut Marcos (2021), evaluasi adalah suatu proses untuk menilai kondisi di mana sebuah tujuan telah tercapai. Evaluasi juga merupakan suatu proses untuk memahami, menginterpretasikan, mengumpulkan, dan mengomunikasikan informasi untuk keperluan pengambilan keputusan.

Evaluasi dalam pembinaan disiplin perlu dilakukan untuk mengukur keberhasilan dari pembinaan disiplin yang diberikan oleh perusahaan kepada para karyawan. Evaluasi dapat dilakukan dengan membandingkan antara peraturan yang telah ditetapkan dengan pelaksanaan disiplin kerja yang dilakukan.

Keberhasilan dari pembinaan disiplin dapat dilihat dengan tidak adanya pelanggaran yang dilakukan oleh karyawannya di dalam pekerjaan. Hal ini berarti pelaksanaan pembinaan disiplin telah terlaksana dengan baik. Namun apabila ditemukan banyaknya pelanggaran kedisiplinan terhadap peraturan yang ditetapkan berarti karyawan tidak disiplin dalam bekerja. Artinya pembinaan disiplin tidak terlaksana dengan baik.

2.1.7    Pengertian Motivasi Kerja

Motivasi kerja adalah dorongan yang timbul untuk menciptakan semangat kerja sehingga dapat bertindak dan bertingkah laku dengan baik untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan Handoko dalam Sembiring (2020), motivasi merupakan sebuah dorongan atau faktor yang ada di dalam individu manusia yang memunculkan, mendorong, dan mengatur perilakunya.

Menurut Noor dalam Jufrizen dan Tiara (2021), motivasi kerja adalah situasi atau keadaan yang memicu, mendorong, atau menginspirasi seseorang untuk menyelesaikan tugas kerja yang diberikan kepadanya, dengan tujuan mencapai target yang telah ditetapkan oleh organisasi.

2.1.8    Metode Motivasi Kerja

Terdapat dua metode dalam motivasi kerja menurut Hasibuan (2020:149) antara lain yaitu:

  • Motivasi langsung merupakan motivasi yang diberikan secara langsung kepada karyawan untuk memenuhi kebutuhan akan kepuasannya.
  •  Motivasi tidak langsung merupakan motivasi yang diberikan karyawan berupa fasilitas-fasilitas pendukung yang menunjang kegiatan karyawan.

2.1.9    Alat Motivasi Kerja

Menurut Hasibuan (2020:149), alat motivasi yang diberikan kepada karyawan untuk meningkatkan semangat kerja antara lain yaitu:

  • Materil insentif merupakan motivasi yang diberikan kepada karyawan dalam bentuk materi seperti uang atau barang.
  • Nonmateril insentif merupakan motivasi yang diberikan dalam bentuk penempatan atas sebuah jabatan yang tepat, perlakuan wajar, piagam atau sertifikat penghargaan dan sejenisnya.

2.1.10  Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

Menurut Hasibuan (2020:157), ada beberapa faktor yang mendorong seorang karyawan bekerja antara lain:

  • Keinginan untuk hidup, Keinginan merupakan hal yang paling penting bagi setiap orang, seseorang yang bekerja guna untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
  • Keinginan untuk suatu posisi, Keinginan ini menjadi salah satu penyebab seseorang bekerja, karena menginginkan suatu posisi.
  • Keinginan akan kekuasaan, Keinginan ini dimana selangkah diatas keinginan untuk memiliki, yang mendorong seseorang untuk bekerja.
  • Keinginan akan pengakuan, Keinginan akan pengakuan, status sosial dan penghormatan merupakan kebutuhan yang mendorong seseorang untuk bekerja. Maka setiap orang mempunyai motif keinginan dan mengharapkan hasil dari suatu pekerjaan.

2.1.11  Pengertian Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang dengan pekerjaannya yang ditunjukan dengan sikap baik positif ataupun negatif terkait dengan keadaan kerja, hasil kerja, dan pekerjaan itu sendiri.

Menurut Hasibuan (2020:202):

“Kepuasan kerja merupakan sikap emosional yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dan mencintai pekerjaannya, sikap ini digambarkan oleh kedisiplinan, prestasi kerja, dan moral kerja.”

2.1.12  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Menurut Bangun dalam Sisca et, al (2020:20) faktor – faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja adalah :

  • Faktor psikologis, Ini mencakup hal-hal yang terkait dengan kondisi mental pekerja, seperti minat, sikap terhadap pekerjaan, keterampilan, bakat, dan tingkat kenyamanan di lingkungan kerja.
  • Faktor sosial, Ini mencakup interaksi sosial antara rekan kerja atau dengan atasan, serta komunikasi yang terjalin di dalam organisasi.
  • Faktor fisik, Ini berkaitan dengan kondisi fisik pekerja, seperti jenis pekerjaan, jam kerja, fasilitas kerja, lingkungan kerja, kesehatan, usia, dan sebagainya.
  • Faktor finansial, Ini terkait dengan jaminan dan kesejahteraan finansial pegawai, termasuk gaji, tunjangan, dan manfaat sosial lainnya.

Indikator – Indikator Kepuasan Kerja

Menurut Luthans dalam Mulia (2021:39), faktor-faktor yang dapat digunakan sebagai indikator untuk mengukur kepuasan kerja adalah sebagai berikut:

  • Karakteristik pekerjaan itu sendiri

Karakteristik dari pekerjaan itu sendiri merupakan faktor utama yang mempengaruhi kepuasan kerja. Umpan balik yang diterima dari pekerjaan dan tingkat otonomi yang dimiliki merupakan dua faktor motivasi yang terkait erat dengan sifat pekerjaan.

  • Rekan kerja

Hubungan dengan rekan kerja dalam kelompok atau tim kerja memiliki dampak signifikan terhadap kepuasan kerja. Rekan kerja tidak hanya menyediakan dukungan sosial, tetapi juga memberikan kenyamanan, saran, dan bantuan kepada sesama karyawan.

  • Pengawasan

Pendekatan dalam pengawasan oleh atasan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Gaya pengawasan yang cenderung memberi perhatian pada kepentingan individu dan menunjukkan kepedulian terhadap karyawan akan berpengaruh positif pada kepuasan kerja.

  • Promosi

Ketersediaan peluang promosi memiliki dampak yang beragam terhadap kepuasan kerja. Hal ini disebabkan oleh variasi bentuk promosi yang ada dan imbalan yang berbeda-beda yang terkait dengannya.

  • Lingkungan kerja

Kondisi lingkungan tempat kerja berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja. Lingkungan kerja yang baik, seperti kebersihan dan kenyamanan, dapat meningkatkan produktivitas personal dalam melakukan pekerjaan. Sebaliknya, lingkungan kerja yang buruk, seperti suhu atau kebisingan yang tidak sesuai, dapat menghambat kinerja personal dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun