Mohon tunggu...
Mutiara Amelia Sabrina
Mutiara Amelia Sabrina Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pelajar

Ikhtiar adalah jalan ninjaku

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel | Reason

21 Januari 2020   20:38 Diperbarui: 24 Januari 2020   18:19 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

...

Malamnya di rumah Yuky..

Baru saja kepalanya dibaringkan dibantal. Tapi ia kembali terbangun. Ada sesuatu yang menjanggal dalam pikirannya. Tentang masa lalu, entah harus disebut masa lalu yang kelam atau konyol.

Yuky kembali membuka laci meja belajarnya. Bukannya untuk kembali mengulangi pelajaran ia malah membuka album kelulusan. Berisi semua foto teman temannya, termasuk lelaki berambut seperti bokong itik. Itu foto saat mereka masih kelas 1 SD, saat pertama kali Yuky merasakan jantungnya berdetak begitu kencang. Saat satu satunya gadis mencintai si 'bokong itik' itu. Namanya Hugo, yang disebut sebut 'first love' oleh Yuky.

Entah bagaimana kabarnya sekarang. Jika orang mengatakan bahwa cinta tidak harus memiliki, itu memang benar. Bahkan Yuky tidak pernah berandai andai memiliki lelaki itu. Hanya saja hampa rasanya saat dia tidak membalas cinta. Layaknya bertepuk sebelah tangan, hampa tak bersuara.

Yuky kembali melirik payung rasi bintang yang diberikan lelaki misterius itu. Payung itu kembali dikembangkan dibawah remang remang cahaya lampu kamarnya.

"Jika memang benar, apa itu baik? Bahkan sekarang aku masih memikirkanya.."

Suara hati Yuky yang selama ini menganggunya. Yuky pikir ada jangkrik yang meyelinap masuk ke dalam telinganya bagaikan Pinochio.

Seperti apa lelaki misterius itu? Jika dia bisa menyapu habis sisa cinta Yuky pada Hugo, mungkin ia bisa pertimbangkan lagi tentang...

Ahh.. tidak! tidak! Mungkin aku percaya Mocca menyukaiku? Bahkan kami baru bertemu 5 detik hari ini.
Lagi lagi ia bergumam tanpa ia sadari. Tiba tiba kenangan itu kembali mencuri pikiranya. Tentang bagaimana ia pertama melihat Hugo memainkan gitar di bawah tangga sekolah. Atau saat mereka saling berpandangan saat membuka jendela kamar masing masing. Rumah mereka berhadapan, membuat Yuky sering berpapasan dengan Hugo. Tapi untuk betegur sapa pun mereka tidak pernah. Mengingatkan Yuky kenyataan tidak ada hubungan apa pun antara mereka sama sekali.

Petir yang tiba tiba menyambar memecahkan pikiran Yuky.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun