***
Gadis berambut panjang basah kuyuk terguyur hujan. Kulit putihnya menjadi sangat pucat karena dinginnya hujan. Matanya memperhatikan lelaki di seberangnya, dengan mata yang mengambarkan kekecewaan. Ia melihat lelaki itu pergi begitu saja setelah memberikan payungnya kepada gadis lain. Payung yang telah ia tunggu tunggu kini digenggaman gadis lain. Mobil mewah berhenti didepannya.
"Valerine, cepat masuk mobil,badan kamu basah kuyuk begitu"
Bahkan ibunya tidak dapat membedakan air mata dan air bukan yang tercampur mengalir diwajahnya.
Valerie masuk kedalam mobilnya. Tapi sialnya mobil itu dibiarkan berhenti didepan lelaki yang tidak mau ia temui lagi.
"Mocca! Kamu kehujanan begitu,ayuk masuk mobil.."
Dengan manisnya ibu Valerie menawarkan tumpanganya itu kepada Mocca yang betsikap acuh kepada anaknya. Valerie mencoba untuk.memalingkan wajahnya. Ia bahkan menggit bibir menahan diri untuk tidak melirik Mocca.
"Gak apa apa tante, lagian bentar lagi juga taksi lewat.."
"Beneran, tante jadi gak enak ninggalin kamu.."
"Gak apa apa, Mocca cuma gak mau ngerepotin." Mata Mocca sedikit melirik wajah Valerie yang terlihat sekali kesalnya. Ia sudah menuganya, bukan hal yang aneh bagi Mocca.
"Ya udah deh, tante
duluan ya.."
"Iya tante.."
Mobil itu pergi dari hadapan Mocca. Tanpa disadari, satu tetesan air mata terjatuh ke pipi Valerie. Rasa sakit hatinya memang sulit untuk ditahan akhir akhir ini. Mungkin karena gadis itu, Yuky. Gadis yang selalu menghalangi pandangan Mocca untuknya.