"Mocc, is it to late?"
"Yes.."
Karna Mocca sadar hatinya untuk Yuky, dan karna itulah meninggalkannya adalah pilihan Mocca , dan sekali lagi , karna dengan meninggalkannya ia bisa kembali dengan alasan mengapa Yuky harus kembali mencintainya.
Karna sebenarnya, cinta perlu alasan..
***
 7 tahun kemudian..
![we heart it](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/01/24/original-1-5e2ad222d541df5f2d030952.jpg?t=o&v=555)
Peluh mengucur dipelipis, tidak terbantahkan lagi lelahnya. Seharusnya ia duduk di meja kasir menunggu pelanggan membayar buku, bukannya malah berurusan dengan tumpukan buku ini.
Disaat saat yang melelahkan ini tiba tiba dering telphone berbunyi. Tidak berfikir lama, Yuky langsung melepas lengan sebelah kirinya yang sedang menopang buku buku. Sontak saja buku jatuh berhamburan di lantai. Yuky mendesah keras, sepertinya hari ini bisa masuk dalam daftar hari hari sial Yuky. Terlebih yang menelphonnya ternyata bukan orang penting, bahkan sangat tidak penting hingga membuatnya hampir mendirijek panggilan itu. Tapi tetap saja, seorang Yuky tidak akan tega mendirijek lelaki yang sudah ia anggap kakaknya sendiri.
"Ini bukan waktu yang tepat untuk memberi tahuku lolucon murahanmu!"
"Wow wow.. bisakah kau sesidikit santai, bahkan aku belum berkata sedikit pun.." kata Kunto diujung sana, "Aku hanya ingin bertanya, apa ada hal aneh terjadi? Maksudku sesuatu yang membuatmu kesal seperti itu.."