"Gu--gue, eng--gak denger apa apa kok, cuma.. cuma.. salah fokus, eh.. maksudnya, aduh.. gimana ya?"
Valerie sontak menarik tangan Yuky. Berlari menuruni tangga. Bahkan Yuky tidak bisa berkata sepatah kata pun. Ia terkejut dan dengan spontan mengikuti langkah Valerie.
Di tengah perjalanan, Yuky melepaskan grnggaman tangan Valerie.
"Lo mau apa sih? Gue bakal pura pura gak liat apa apa kok.."
"Gak bisa,ky. Kita harus ngomong,tapi gak di sini."
Valerie kembali menarik tangan Yuky. Mau tidak mau Yuky mengikuti kemauan Valerie. Temannya itu terlihat gelisah. Pasti ada sesuatu yang ia sembunyikan. Apa mereka pacaran? Tentu saja,perlakuan Mocca pada Valerie itu lebih dari sekedar teman. Ya,begitulah fikir Yuky. Pertanyaan gila kembali mengerumuni fikiranya. Sepertinya jangkrik di kupingnya kembali berulah.
Apa ini? Kenapa rasanya aneh?
Untuk apa aku marah? Ya.. mungkin karena Valerie mengatakan aku harus menjauh dari Mocca,tapi dia sendiri menyukai Mocca.
Ah.. tidak tidak, bukan masalah jika mereka memang pacaran. Iya,kan?
Tapi kenapa Kunto mengatakan Mocca menyukaiku? Tunggu, mengapa aku dengan mudah percaya pada Kunto,konyol.
Ah.. sudahlah itu bukan urusanku..
***