Mohon tunggu...
Mutia Ridha
Mutia Ridha Mohon Tunggu... Penulis - I am only human

Keep CALM and WRITE on!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Review Buku "Menuju Pemikiran Filsafat"

10 Februari 2020   04:24 Diperbarui: 10 Februari 2020   04:48 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wijaya (2009:1) menjelaskan bahwa dalam proses sejarah setidaknya ada dua model yang dilakukan manusia dalam memahami al-Qur'an: pertama, pendekatan yang menggunakan perangkat analisis yang berasal dari disiplin Islam yang umumnya dipakai dalam tradisi teologi, fiqh, dan tasawuf; kedua, pendekatan yang menggunakan perangkat dari luar disiplin Islam yang dipakai dalam filsafat.

Meskipun kita bisa mempertanyakan pemisahan ini, tetapi pembagian yang dibuat Wijaya ini setidaknya memberikan kemudahan dalam kategorisasi dalam melihat model pendekatan pemahaman Islam yang berangkat dari realitas pemisahan syari'ah dan filsafat.

Kalau kita merujuk pada al-Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang mendorong manusia untuk menggunakan penalaran rasional. Seperti pada ayat dibawah ini:

.

  .

"Apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana unta diciptakan serta bagaimana kangit ditinggikan?" (al-Ghasiyyah [88]: 17-18)

Bahkan, melalui penalaran rasional atas objek-objek eksternal diluar manusia akan dapat mengantarkan mnausia pada Allah swt. Al-Qur'an seringkali memerintahkan manusia untuk mengambil ibarah atau i'tibar seperti yang tertuang dalam Q.S. al-hasr, 59:2 "Maka ambillah ibarat wahai ulil abshar".

Kata i'tibar menurut ahli kalam dan fuqaha' disebut dengan mengambil i'tibar dari sesuatu yang sudah diketahui kepada sesuatu yang belum diketahui. Itulah sebabnya, dalam perspektif  Ibn Rusyd pemikiran rasional manusia atas alam semesta dapat mengantarkan manusia pada penalaran atas wujud Allah swt. Inilah yang dalam perspektifnya disebut dalil inayah.

Filsafat Islam adalah (bersifat) Islam, bukan hanya karena ia dikembangkan di dunia Islam dan dilakukan oleh kaum Muslim, melainkan juga karena menjabarkan prinsip-prinsip dan menimba inspirasi dari sumber-sumber ajaran Islam (al-Qu'an dan Sunnah).

Semua filsuf Islam hidup dan bernapas di dalam sebuah dunia yang di dominasi oleh sumber-sumber ajaran Islam. Hampir semuanya hidup berdasar pada syaria'ah Islam dan shalat menghadap kiblat.

Sumber ajaran Islam telah mengarahkan pada sejenis filsafat yang menempatkan kitab wahyu bukan sekedar sumber tertinggi hukum keagamaan, tetapi juga bagi hakikat eksistensi dan sumber segala eksistensi. Tidaklah mengherankan jika dicermati bahwa hasanah pemikiran filsafat Islam sedemikian kuat disinari oleh ajaran-ajaran Islam yang merupakan fondasi pertama dan utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun