Bicara tentang horor, mengapa itu begitu memikat, padahal bisa jadi pendengarnya merupakan penakut? Saya ingat, ketika kumpul bersama kawan, tema horor jadi bahasan menarik demi mencairkan suasana.Â
Mulai dari cerita ada suara-suara tertentu, hingga menemukan hal-hal aneh di kosan. Bahasan mengenai hantu dan kawan-kawannya terasa menyenangkan. Padahal, rata-rata kami yang mendengar merupakan penakut hahaha.Â
Bisa jadi, rasa penasaran menjadi poin penarik. Cerita hantu selalu membuat tiap orang penasaran. Tak semua orang bisa melihat hantu (layaknya indigo) sehingga tiap orang ingin tahu eksistensi hantu dari cara yang lain.Â
Mungkin, tanda berupa penampakan, kesurupan hingga bergeraknya benda secara ganjil seolah membuka jawaban. Otak yang merasa aneh, mencari cerita atau kejadian berkaitan dengan hantu demi mencapai kesimpulan
"Oh iya, hantu itu ada. Buktinya, orang ini pernah lihat, buktinya, orang ini pernah kesurupan, buktinya ada benda melayang sendiri secara aneh dan lain sebagainya"
Bukan itu saja. Bercerita horor juga memicu adrenalin layaknya kita menonton film seram di bioskop. Hal inilah yang membuat tiap orang tertantang untuk mendengar atau membacanya.
Coba deh lihat penjualan film horor KKN di Desa Penari. Meski beberapa penonton menganggap ceritanya biasa saja. Tapi jumlah yang menghadiri bioskop fantastis angkanya, 10 juta penonton.Â
Rasa penasaran akan sesuatu yang tak nampak serta ganjil memang membuat otak candu untuk mencari, mencari dan mencari. Itulah mungkin sebab kita suka dengan cerita-cerita horor meski penakut.Â
Oh iya, bercerita horor satu sama lain ternyata punya keuntungan (tak terlihat) yakni mengakrabkan satu sama lain. Saya, simbah dan saudara-saudara begitu hikmat, berinteraksi ketika cerita hantu dibagikan.Â
Pun ketika teman-teman tongkrongan bercerita. Keakraban itu begitu terjalin hingga kami pulang ke kosan masing-masing. Sangat menyenangkan.Â
Sekian sharing ringan kali ini tentang horor, salam hangat dari Nurul Mutiara R A