Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Lokal Study Trip untuk Anak-Anak Sekolah, Kenapa Enggak?

20 Mei 2024   08:33 Diperbarui: 22 Mei 2024   05:07 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangunan tua rumah eks Residen Pekalongan (dok.pri) 

Beberapa waktu lalu, saya mengikuti kegiatan jelajah heritage Kota Pekalongan. Kegiatan itu diadakan sebagai bagian dari perayaan hari jadi Kota Batik yang ke-118. 

Poster kegiatan jelajah heritage Kota Pekalongan (dok.TIC Pekalongan) 
Poster kegiatan jelajah heritage Kota Pekalongan (dok.TIC Pekalongan) 

Jelajah heritage diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan. Ada masyarakat biasa, mahasiswa, para guru sejarah, dosen, blogger hingga perwakilan komunitas lokal dengan total 40 peserta. 

Aula museum Batik, menjadi titik kumpul sekaligus registrasi peserta. Panitia mengatakan, aktivitas jelajah heritage bakal dilakukan pukul 15.00-16.00 WIB. 

Nah, karena acara itu berada di bulan ramadan, sehingga disediakan pula makanan untuk berbuka puasa. So, setelah trip selesai, kami diminta berkumpul kembali di Aula pukul 16.30 WIB. 

Apa benefit ikut kegiatan tersebut, Ra? 

Selain mendapat hiburan dan teman, kami juga memperoleh pengetahuan mengenai sejarah beberapa sudut Pekalongan yakni kawasan Jetayu. 

Dulu, kawasan Jetayu merupakan lokasi penting bagi pemerintahan Indonesia dan Belanda. Gak heran, kawasan ini sarat dengan gedung-gedung peninggalan masa kolonial. 

Narasumber menjelaskan wilayah Pekalongan dulunya hutan (dok.pri) 
Narasumber menjelaskan wilayah Pekalongan dulunya hutan (dok.pri) 
Jalan-jalan pertama, kami menuju Tugu MylPaal yang berada di depan tulisan 'Km 0 Pekalongan'. Ini merupakan salah satu spot berfoto bagi wisatawan yang berkunjung ke area Jetayu. 

Pak Arif Dirhamzah selaku narasumber menjelaskan bahwa tugu MylPaal berfungsi sebagai penanda pembangunan jalan pada masa Daendels. 

Dulu, sekitar tahun 1600-an area tugu MylPaal masih berupa hutan lebat. Pak Dirham menunjukkan sebuah gambar pepohonan dan badak dengan jumlah lebih dari tiga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun