Beberapa waktu lalu, saya mengikuti kegiatan jelajah heritage Kota Pekalongan. Kegiatan itu diadakan sebagai bagian dari perayaan hari jadi Kota Batik yang ke-118.Â
Jelajah heritage diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan. Ada masyarakat biasa, mahasiswa, para guru sejarah, dosen, blogger hingga perwakilan komunitas lokal dengan total 40 peserta.Â
Aula museum Batik, menjadi titik kumpul sekaligus registrasi peserta. Panitia mengatakan, aktivitas jelajah heritage bakal dilakukan pukul 15.00-16.00 WIB.Â
Nah, karena acara itu berada di bulan ramadan, sehingga disediakan pula makanan untuk berbuka puasa. So, setelah trip selesai, kami diminta berkumpul kembali di Aula pukul 16.30 WIB.Â
Apa benefit ikut kegiatan tersebut, Ra?Â
Selain mendapat hiburan dan teman, kami juga memperoleh pengetahuan mengenai sejarah beberapa sudut Pekalongan yakni kawasan Jetayu.Â
Dulu, kawasan Jetayu merupakan lokasi penting bagi pemerintahan Indonesia dan Belanda. Gak heran, kawasan ini sarat dengan gedung-gedung peninggalan masa kolonial.Â
Jalan-jalan pertama, kami menuju Tugu MylPaal yang berada di depan tulisan 'Km 0 Pekalongan'. Ini merupakan salah satu spot berfoto bagi wisatawan yang berkunjung ke area Jetayu.Â
Pak Arif Dirhamzah selaku narasumber menjelaskan bahwa tugu MylPaal berfungsi sebagai penanda pembangunan jalan pada masa Daendels.Â
Dulu, sekitar tahun 1600-an area tugu MylPaal masih berupa hutan lebat. Pak Dirham menunjukkan sebuah gambar pepohonan dan badak dengan jumlah lebih dari tiga.Â