Sebulan setelahnya, luka di pipi Rakus hilang tanpa bekas. Ini merupakan keajaiban perilaku hewan yang memanfaatkan tanaman untuk penobatan secara mandiri. Pertanyaannya sekarang,Â
Bagaimana bila tempat Rakus (hutan) untuk mencari obat rusak karena ulah manusia?Â
Jujur saja, saya tak bisa membayangkan nasib Rakus dan hewan-hewan lainnya yang sangat bergantung pada eksistensi hutan. Hutan menyediakan makanan, obat-obatan dan pepohonan sebagai tempat bernaung.Â
Selain memanfaatkan tanaman, orang utan juga berperan membentuk regenerasi hutan melalui buah-buahan dan biji-bijian saat makan. Buah-buhan maupun pun biji-bijian yang dibuang akan tumbuh menjadi tanaman-tanaman baru.
Jika hutan sebagai habitat orang utan rusak akibat pembangunan dan penebangan liar, masihkah ada jalan pulang bagi mereka? Mungkin seandainya mereka manusia, mereka akan berkata,
"Maaf Nak, rumah kita telah hilang. Kita tidak punya rumah untuk pulang"
Mari turut serta melindungi orang utan dan mendukung kelestarian mereka melalui tulisan maupun tindakan. Salam hangat dari Nurul Mutiara R A
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H