Kedua. Setiap anggota keluarga menjalani puasa sehingga tak ada yang makan-makan enak ketika siang hari. Kalau pun berbuka, bisa ditekan (beberapa waktu ini karena harga beras naik)
Ketiga. Sudah ada niat di dalam hati untuk berpuasa, sehingga mengurangi kecenderungan kalap makan dan memiliki keinginan mengambil uang di tabungan.
Ramadan, Saatnya Diet Sehat
Beberapa waktu lalu, saya sempat membaca artikel bahwa di bulan Ramadan justru kadar gula darah bisa naik. Alasannya? Makanan manis selalu dijadikan kudapan pembuka tiap berbuka puasa.Â
Ya gimana ya, saya sendiri mengalami itu di keluarga. Ketika waktu berbuka tiba, es cendol, es sirup, es durian, es pisang ijo, kurma, hingga makanan manis lainnya eksis begitu sempurna di atas meja.
Ini masih membahas makanan berbuka ya, belum makanan lain yang mengandung lemak dan karbohidrat. Biasanya, makanan di waktu buka akan lebih meriah dan lezat. Gak heran kalau saya bisa kalap makan.Â
Belum lagi ketika pikiran "balas dendam" menguasai. Seharian gak makan menyebabkan muncul keinginan untuk melahap semua makanan yang ada di meja.Â
Semakin bertambah angka, saya semakin berpikir untuk berubah. Saatnya ramadan menjadi waktu untuk mengendalikan bukan hanya hawa nafsu, tetapi juga jumlah makanan-makanan jahat yang masuk ke tubuh.Â
"Caranya gimana deh Ra, biar gak kalap makan?"
Well, beberapa waktu ini, aku mengendalikan selera makanku dengan,Â
Pertama. Memasak secukupnya. Memasak secukupnya ini penting banget ketika ramadan. Jika biasanya kami memasak beragam makanan, saya dan orang rumah memutuskan hanya memasak seperlunya saja di ramadan ini. Misal masak sayur, nasi dan lauk sesuai porsi anggota keluarga.Â
Kedua. Mengambil makanan sebutuhnya. Pada ramadan 2 tahun terakhir, saya cuma makan sedikit nasi, lebih memperbanyak sayuran, lauk dan buah yang tersaji di meja.Â