Di masa depan, tantangan ekonomi antar bangsa bakal lebih besar sehingga kekuatan ekonomi kawasan ASEAN perlu diperkuat. Misalnya mengenai penggunaan mata uang Dollar AS yang saat ini mulai dikurangi melalui De-dolarisasi.
Pada tanggal 14 November 2022, 5 negara yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Singapura menyepakati Memorandum of Understanding Advancing Regional Digital Payment Connectivity.
Melalui kesepakatan tersebut diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap dolar, euro, yen, dan pound sterling dalam transaksi keuangan dan beralih ke penyelesaian dalam mata uang lokal.
Tak heran, pembayaran lintas batas menjadi hal penting untuk direalisasikan agar proses bertransaksi masyarakat lebih mudah dan terintegrasi.Â
Menukil informasi dari Kompas.com, nilai transaksi menggunakan QRIS hingga bulan Maret 2023 mencapai Rp 15,35 triliun dengan volume sekitar 153 juta transaksi.
Selama beberapa tahun terakhir, nilai pembayaran lintas negara di seluruh dunia meningkat dari USD 127,8 triliun pada tahun 2018 menjadi USD 156 triliun pada tahun 2022. Melalui angka tersebut maka bisa dilihat bahwa potensi transaksi lintas batas begitu gurih untuk dilibas, terlebih Indonesia punya UMKM yang begitu besar.
Di luar negeri, keberadaan pembayaran lintas batas bakal memudahkan UMKM lokal (yang berada di luar negeri), pekerja migran, traveler, backpaker, hingga seluruh lapisan masyarakat.
Dari Kopi di Magelang hingga Tom Yum di Chiang Mai, Bayar Pakai Smartphone Aja! Â Â
Kopi Pawon Luwak di Kota Magelang adalah contoh lokal bagaimana QRIS sudah diterapkan ke kedai-kedai kopi maupun warung makan kekinian. Saat hendak membeli kopi bubuk, tinggal bayar melalui smartphone.
Di Kota Pekalongan, beberapa toko sembako bahkan sudah menyediakan kotak akrilik ber-QR Code untuk pembeli yang tak membawa uang kas. Biasanya, pembeli sembako dengan jumlah banyak yang memakainya. Mungkin kalau pakai uang kas, bakal ribet, jadi pilih scan pakai smartphone.