Sebelum pandemi, Pawon Luwak Coffee menjadi tempat yang selalu ramai dikunjungi wisatawan baik lokal maupun internasional. Selesai berwisata ke area candi, biasanya wisatawan akan mencari tempat untuk istirahat sembari bersantai. Nah, Pawon Luwak Coffee menjadi salah satu tujuan mereka.Â
Pawon Luwak Coffee bukan hanya tempat yang menawarkan daya tarik melalui atmosfer kedai kopi ala rumahan, tetapi juga story mengenai proses pembuatan Kopi Luwak hingga sampai ke cangkir. Â Â
Bagi orang yang masih awam mengenai kopi dari kotoran luwak ini, tentu akan merasa penasaran sehingga antusias untuk menguliknya.
Hari itu, 25 Juni 2021 saya dan beberapa kawan mendapat kesempatan untuk berbincang dengan pemilik yakni Pak Aji. Pak Aji mengatakan bahwa sebelum pandemi, Pawon Luwak Coffee bisa menghidangkan kopi hingga ratusan cangkir.Â
Namun, setelah ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan pembatasan pariwisata, pengunjung yang datang mengalami penurunan tajam sehingga kedai hanya bisa menjual beberapa cangkir saja.Â
Padahal, lebih banyak pembeli Kopi Luwak justru wisatawan asing. Mereka selalu penasaran dengan keunikan proses pembuatan kopi yang berasal dari kotoran luwak. Beda dari kopi pada umumnya.
Pak Aji menambahkan, pandemi Covid-19 punya dampak buruk bukan hanya bagi Pawon Luwak Coffee, tetapi juga usaha di sekitar Candi Pawon. Beberapa usaha yang memproduksi jajanan tradisional, pakaian, hingga aksesoris misalnya, banyak yang mengalami gulung tikar akibat sepi pengunjung.