"Aku minta maaf banget yaa, aku nggak tau kalo pohon itu punya kalian," ucap Lisa sambil sesegukan.
"Aku cuma nurut apa kata kating," lanjutnya.
"Nggak usah nangis Lis, nanti kakak aku bantu juga dari sana, makhluk itu lagi liat kita sekarang."
"Aduh, auto nggak bisa tidur deh ini." Celetuk Yara.
Mereka bertiga pun sibuk meminta maaf kepada penghuni kost yang tak terlihat itu. Mereka kembali ke kamar dalam, Yara dan Lisa tidur di ranjang tingkat atas, Kalsim berada di ranjang bawah Lisa sedangkan ranjang bawah Yara kosong. Yara, Lisa, dan Kalsim berusaha keras agar cepat tertidur di tengah rasa takut yang melanda.
Beberapa menit setelahnya, mereka bertiga tertidur pulas. Malam ini, semua lampu dinyalakan, tidak seperti malam sebelumnya yang selalu dimatikan. Pada pukul 3 dini hari, Yara terbangun, ia mendengar suara isak tangis seorang perempuan.
"Apa si Lisa ya nangis? Lanjut tidur aja deh," ucap Yara dalam hati.
Berbagai macam posisi sudah Yara lakukan, tapi ia tetap terjaga. Yara teringat dengan makhluk halus yang berada di bawah ranjangnya. Ia meraih tasbih dan mulai melantunkan zikir yang dia ingat. Setelah itu, ia kembali terlelap.
Sejak kejadian itu, kisah misterius pohon cabe di depan kamar kost itu semakin tersebar luas. Cerita ini menjadi peringatan bagi semua orang untuk berhati-hati terhadap segala sesuatu. Meskipun tampak tidak berbahaya, tetapi kadang-kadang, bahaya bisa muncul dari tempat yang paling tidak terduga.
"Ra, kayaknya penghuni kamar ini udah maafin aku deh," ucap Lisa tiba-tiba.
"Iya kah? Bagus deh, tau dari mana emang?" Yara bingung.