Mohon tunggu...
Mutiara RMatondang
Mutiara RMatondang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Hi, saya Mutiara Matondang. Lahir dan besar di Kota Medan. Saya senang menulis dan berkhayal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anggun Jelita

13 Januari 2024   13:20 Diperbarui: 13 Januari 2024   13:27 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejenak, tak ada di antara kami yang berbicara.

Aku tengah menikmati pemandangan di hadapanku. Anggun tersenyum malu ke arahku. Jantung ini berdebar lebih kencang dari biasanya. Kuraih tangannya dan menggenggamnya erat.

"Dek ... seperti isi pesan yang telah kakak kirim ke Adek. Perasaan kakak ke Adek sungguh. Bukan hanya sekadar kata yang ditujukan lelaki pada biasanya. Ini masalah hati yang tidak bisa dijadikan ajang untuk menyakiti perasaan wanita, kakak tulus menyayangimu." Keringat dingin membasahi membasahi tanganku.

"Kakak sayang sama kamu," kataku kemudian. Genggaman semakin kueratkan di lengannya. Kutatap wajahnya.

Tetesan air jatuh dari kelopak matanya, mengenai lengan kami yang saling menggenggam.

"Kak Radit ... A-a-aku juga sayang sama Kakak," balasnya dan tetesan air itu jatuh kembali.

Hujan bahagia turun di siang hari kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun