Mohon tunggu...
Mutiara RMatondang
Mutiara RMatondang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Hi, saya Mutiara Matondang. Lahir dan besar di Kota Medan. Saya senang menulis dan berkhayal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anggun Jelita

13 Januari 2024   13:20 Diperbarui: 13 Januari 2024   13:27 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sibolangit, Sumatera Utara merupakan tempat pertama kali aku bertemu dia. Anggun Jelita. Begitu nama pemberian orang tuanya. Kalian pasti berpikir bahwa ia adalah gadis yang anggun, sesuai dengan namanya. Nyatanya tidak.

Gadis tangguh selalu ceria dan tak pernah terdengar kalimat keluhan keluar dari bibir manisnya itu menjabat sebagai sekretaris umum UKS. Ia selalu semangat jika diberi tugas-tugas oleh pembina, walaupun terkadang tugas yang itu terbilang berat sekalipun.

Organisasi yang kami ikuti merupakan organisasi terbesar dan terkenal di lingkungan dalam dan luar sekolah. Ratusan piagam penghargaan dan piala yang didapatkan dari perlombaan-perlombaan terpampang di seluruh ruang-ruang penting sekolah. Ruang kepala sekolah, ruang guru, perpustakaan, ruang BK, dan tentunya di UKS sendiri.

Setiap tahunnya, kami mengadakan kegiatan di luar lingkungan sekolah, sebagai upaya pengenalan seluruh alumni-alumni dan para master kepada anggota baru yang telah diseleksi dengan cara yang ketat.

**

Yogyakarta, Oktober 2013

Kubuka aplikasi note di ponsel, membuka file 'jadwal mata kuliah'. Terlihat tulisan di layar, Manajemen Kearsipan, Klasifikasi dan Katalogisasi.

Ketiga mata kuliah ini sebenarnya bukanlah sulit, tetapi harus membutuhkan konsentrasi dan ketelitian tingkat tinggi. Ditambah dengan mata kuliah ini diampu oleh dosen-dosen 'killer' nan tua yang terkenal dengan pelitnya memberikan nilai kepada mahasiswa di kelas semakin membuat mata kuliah ini menyeramkan. Seseram hantu yang muncul jika tengah malam.

Merasa bosan dengan materi yang diajarkan oleh si tua, kubuka aplikasi facebook di ponsel. Menelusuri setiap kalimat demi kalimat yang lewat di beranda, hingga pada gambar dua orang di sudut kiri atas aplikasi terlihat angka satu berwarna merah.

Terpampang nama seseakun. Anggun Jelita. Nama yang tak asing diingatanku.

Tanpa babibu, tanpa melihat foto profil terlebih dahulu, kutekan tulisan konfirmasi di nama tersebut. Selesai. Kututup aplikasi dan kembali fokus pada si tua yang sedang mengajar di depan kami---mahasiswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun