"Ismail, bagaimana ngaji kau hari ini?" Tanya Amak dengan lembut.
Ismail menelan makanannya terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan Amak. "Alhamdulillah Mak. Hari ini ada tausiyah dari Ustad Hidayat. Ohya Amak, Ismail nak pengen bisa hapalkan Al-Qur'an, Amak doakan ya."
"Doa Amak selalu untuk Ismail dan adik-adik semua. Semoga awak sukses capai apa yang awak inginkan semua." Amak, Ismail dan adik-adik melanjutkan makan malam mereka kembali.
Hari-hari Ismail selanjutnya dia sibukkan dengan belajar, mengaji, dan membantu Amak berjualan dipasar, bukannya Ismail lantas tidak bermain bersama kawan-kawan. Sebagai anak yang masih duduk dibangku SMP, Ismail sesekali masih bermain dengan teman-temannya sekedar untuk menyegarkan kembali pikirannya.
Hari ini pun Ismail telah bersiap menyusun sayur-sayur dagangan Amak di pasar tanpa sengaja Ustad Hidayat pun sedang berbelanja di pasar bersama istrinya, lalu menyapa Ismail.Â
"Assalamualaikum Ismail..." Ustad Hidayat memberikan salam.
"Oh, Waalaikumsalam Ustad, Ummi.." Ismail menjawab salam sekaligus menyapa istri ustad Hidayat yang dipanggilnya sebagai ummi.Â
"Apa kabar Ismail? Ohya saya ada kabar untuk kamu." Ujar Ustad Hidayat.
"Alhamdulillah baik Ustad, kabar apa Ustad?" Tanya Ismail sambil tetap menyusun sayur-sayur punya Amak.
"Sebulan lagi ada lomba tahfidz Qur'an. Saya akan senang sekali kalau Ismail mau mendaftar. Hapalan Ismail sudah banyak kan?" Ustad Hidayat mengangkat jempolnya kepada Ismail, lalu melanjutkan pembicaraannya pada Amak Ismail. "Bagaimana Amak? Apa Ismail boleh ikut?"
Ismail menoleh kepada Amak dengan memberikan wajah yang penuh harap. Amak terenyum sambil terus melayani pembeli, " Tentu saja bolehlah pak Ustad. Siapo yang dak mau punya anak hafidz Qur'an?" Amak memberikan jawaban. Ismail sangat senang sekali.