Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Masih Terlalu Pagi, Cinta

28 April 2023   14:09 Diperbarui: 30 April 2023   21:49 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Neng murahan, Teh?" tanya Cinta, memastikan.

Ada rasa bersalah melesak ke hati Tia, ia merasa keterlaluan mengatakan hal itu. Akan tetapi kata-kata yang terucap tak mungkin ditarik kembali. Meskipun menyakitkan, hal itu dilakukannya demi masa depan adik-adiknya.

"Bukan begitu. Nih ..." Tia memotong ucapannya. Kemudian, ia meraih pundak Cinta dan membimbingnya tidur di pangkuannya.

Dengan lembut, Tia membelai rambut panjang Cinta. 

"Neng, itu cantik, baik, yakin deh, suatu saat nanti Neng pasti ketemu pangeran tampan yang pas untuk Neng," ucap Tia sambil tersenyum meyakinkan.

"Tanpa, Neng kejar tanpa cari-cari perhatian. Neng akan dapat perhatian kok, karena Neng itu udah menarik tanpa melakukan apa pun nek udah terlihat cantik." Kata-kata itu mengalir begitu saja dari mulut Tia, yang ia sendiri tak mengerti pasti apa artinya. Namun ia hanya berharap Cinta bisa mengerti dan memahami tanpa merasa terluka.

Lama, Cinta diam dalam pangkuan Tia. Hingga Umang pulang, keduanya tersenyum telah duduk bersisian nonton TV, seolah-olah tidak ada yang terjadi.

Dengan sedikit kode, dari Tia, Umang mengerti. Semua telah beres, tinggal bagaimana nanti, biarlah waktu yang akan menjawabnya.

Namun yang terpenting, hubungan sejoli belia itu harus diakhiri dan diawasi. 

****
Beberapa minggu berlalu, sejak insiden itu terjadi, tak ada laporan dari pihak Abah dan Ambu yang mengawasi Gilang. Demikian pula dari Cinta.

Hingga ketika Tia, merapikan kamar Cinta, selembar kertas jatuh dari buku catatan di atas meja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun