Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Masih Terlalu Pagi, Cinta

28 April 2023   14:09 Diperbarui: 30 April 2023   21:49 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tia, menoleh dan tersenyum. Bagaimana pun, Tia sayang dan merasa kasihan pada Cinta. Sejak bayi tak mengenal ayahnya, belum dewasa ia ditinggal ibu. Mungkin itulah salah satu sebab, ia seperti gadis kurang kasih sayang. Sehingga mencari sosok lelaki penyayang di luar. 

Meskipun mempunyai Umang, kakak lelakinya, tetapi dengan sifatnya yang cuek dan tempramen, tak bisa sepenuhnya menggantikan peran seorang ayah.

Tia membimbing Cinta untuk duduk di sofa. Dengan penuh kehati-hatian, ia membuka suara.

"Neng, neng suka sama Gilang?" tanya Tia selembut mungkin. 

Mendengar pertanyaan kakak iparnya, raut muka Cinta memerah.

"Enggak, Teh," elak Cinta gugup.

"Teteh, liat dan baca chat Eneng ke Gilang!" lanjut Tia penuh penekanan.

"Teteh, maafin Cinta!" rengek Cinta. Tingkahnya tak terkontrol lagi. Seperti cacing kepanasan ia berulang kali memohon dan meminta maaf ke Tia dengan berbagai gaya. Namun, hal itu Tia diamkan. Hingga Cinta menangis ketakutan.

"Neng, tauk kan Gilang itu siapa?" lanjut Tia.

"Iya, Teh. Cinta janji gak lagi-lagi, tapi jangan bilang Aa, jangan bilang ke Abah sama Ambu juga." Cinta lagi-lagi memohon sambil menangis.

"Teteh Tauk, namanya perasaan kan datang sendiri. Tapi, neng masih kelas enam SD! Belum waktunya Neng. Apa lagi chat gak sopan kayak gitu. Neng gak mau kan dibilang cewek gampangan, murahan. Coba kalau Gilang, bilang ke temen-temennya, pasti Neng dicap begitu. Pasti malu banget kan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun