Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Santunan, Mbak Pur dan Aku

26 Maret 2023   07:30 Diperbarui: 26 Maret 2023   07:32 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ra, kamu bilang gak ada santunan!" Protes Mbak Pur sembari menepis tangan Mbak Warni.

"Maaf Mbak, aku gak tauk kalau ..."

"Kalau tauk begini, aku gak mau dateng!" Sahut Mbak Pur, sembari melepas cengkraman di lenganku.

"Mbak!" panggilku melihat Mbak Pur, bangkit. Ia terlihat cukup kewalahan menghindari untuk tidak menabrak orang lain, karena suasana ini menang tidak seperti biasanya.

Setelah keluar dari kerumunan, Mbak Pur berjalan lebih cepat. Aku tahu, naluri Mbak Pur tajam. Meskipun tak bisa melihat seperti manusia normal tetapi ia mempunyai kemampuan lain sebagai pengganti penglihatan. Setidaknya di sini di kampung halaman kami tempat Mbak Pur tinggal sedari lahir.

"Berhenti, Ra! Biar aku pulang sendiri."

Aku menghentikan langkah dan kembali berjalan setelah Mbak Pur agak jauh. Bagaimana pun juga, aku tetap tidak tega membiarkan Mbak Pur berjalan sendirian terlebih ini malam hari seperti ini. Meskipun butuh waktu untuk memaafkan, setidaknya Mbak Pur harus tahu kalau aku benar-benar tidak tahu kalau ada acara santunan. Namun setidaknya dari sini aku mengerti, kenapa Mbak Pur enggan datang ke pengajian-pengajian.

Salam
Mutia AH
Ruji, 26 Maret 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun