Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Love By Phone

9 Juli 2020   08:45 Diperbarui: 9 Juli 2020   08:58 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasa bahagia membuncah, rindu terpendam kini menemukan muaranya. Tak peduli lagi dunia dan segala isinya, hanya ada kita berdua di muka bumi. Aku  memelukmu erat, menumpahkan segala rasa. Marah, bahagia, juga rindu yang tak mampu terbendung lagi.

"Kenapa sejak tadi diam, seolah tak kenal?"

"Jika aku menyapamu tadi, nanti kau peluk aku di depan orang banyak." Ucapan yang kau luncurkan menyadarkan aku tuk segera melepaskan tangan yang masih melingkar di pinggang. Menyisakan rasa malu, yang tak mampu ku sembunyikan.

"Gak usah malu-malu buaya gitu, udah sini peluk lagi," katamu lagi, seperti lontaran canda yang sering terucap via suara saat kita bertukar kabar lewat udara.

Sebuah awal perjumpaan yang indah, membuat bunga cinta kian merekah dan terus merekah. Hingga aku rasakan tak mungkin lagi berpaling pada hati yang lain.

Sedari awal saat membaca true story yang terpapar apik di laman media yang kau tuliskan. Aku telah jatuh hati, pada setiap momen yang terlewati hingga kemudian kau temukan solusi.

Rasa kagum perlahan mengakar dan berevolusi menjadi cinta tanpa logika. Sebab pada kenyataannya, kau telah berdua. Sementara aku terus mendamba satu Malaikat pelindung yang akan mendampingi hingga akhir hayat nanti dan itu kamu.

"Itu tak mungkin," katamu suatu hari saat kuinginkan lebih dari sekedar selingkuhan.

"Carilah laki-laki yang bisa melindngimu seutuhnya, tapa harus mengorbankan hati yang lain."

Sakit sekaligus frustasi, cinta telah membuat lupa segalanya. Taukah kau?   Saat itu aku begitu cemburu. Kenapa hatinya begitu kau jaga? Sementara aku, kau lepas begitu saja, tak adakah inginmu menjaga hatiku jua?

Aku pergi menjauh, berharap kau terbakar cemburu saat aku mendapat perhatian dari yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun