Ini merupakan poin plus berkaitan dengan Montessori at Home agar para orangtua dapat memahami lebih rinci mengenai penerapan yang mesti dilakukan kepada anak-anak mereka.
Rasa aman akan menjadi fondasi terhadap setiap perilaku dan cara anak mengambil berbagai keputusan dalam kehidupan (hal. 53). Berulangkali ditekankan bahwa rasa aman merupakan satu dari tiga hal yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan utama anak.Â
Dua lainnya adalah nutrisi yang cukup dan stimulasi. Sesederhana proses makan, ternyata banyak orangtua mengabaikan momen makan bersama dengan anak. Padahal saat anak memiliki teman makan bersama dengan orantuanya, akan memicu kepercayaan diri dan rasa aman bagi anak.
Nyaris setiap hal dalam aktivitas sehari-hari, melibatkan anak sangat penting untuk meningkatkan stimulasi dan kemandirian mereka. Mulai dari kegiatan mencuci pakaian, memasak, membereskan rumah, hingga jalan-jalan pagi adalah moment baik menerapkan Montessori.
Maka, desain hingga pengelolaan ruang dalam rumah menjadi penting untuk ditata sedemikian rupa sehingga aman dan nyaman untuk anak-anak.
Dalam bab 4, penulis menunjukkan permainan berupa Knobbed Cylinders, Long Rods, hingga Pink Tower sebagai penerapan prinsip Montessori. Vidya juga menyebutkan manfaat-manfaat permainan tersebut bagi anak-anak. Beberapa orangtua tentu menjadi pesimis jika media tersebut sulit mereka dapatkan.Â
Namun, Vidya mengingatkan kembali bahwa apa pun media yang ada di rumah sesungguhnya dapat dijadikan pengganti alat untuk menerapkan prinsip Montessori. Misalnya: ember, botol bekas, galon, telur ayam, hingga daun-daun kering.
Maka tidak ada alasan untuk tidak menerapkan Montessori hanya karena media. Apalagi dalam buku ini pun, telah dijelaskan pula langkah dan cara untuk penerapannya. Dukungan ini tentu berarti bagi orangtua yang memang bersungguh-sungguh mempraktikkannya. Cukup meluangkan waktu, kita pun juga melatih diri untuk lebih bersabar.
Mempersiapkan diri sendiri—ternyata menjadi faktor terpenting mempersiapkan stimulasi. Dalam bab 6, penulis menjelaskan sangat detail terkait orangtua sebagai pelaku utama penerapan Montessori. Sehingga kesiapan inilah yang mendukung anak menerapkannya dengan baik. Sebab dibutuhkan peran kedua pihak yang saling terkait demi berjalannya proses menuju cita-cita yang diharapkan.
Tujuan kita menstimulasi anak bukanlah untuk membuat anak segera pintar atau lebih pintar daripada anak lain. Lebih jauh daripada itu, untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak yang akan sangat berpengaruh pada masa depannya (hal. 40).
Hal ini juga berkaitan dengan nilai positif dan kemandirian anak, sehingga kebiasaan orangtua dalam "membanding-bandingkan" anak yang terkesan bahwa anak tersebut "tidak mampu" perlu dihindari.