"Ada banyak makna dan hal-hal luar biasa di balik aktivitas kita bersama anak yang terkesan sederhana dan biasa."—Vina Dwina Paramita
Awal 1900-an, seorang dokter wanita yang mendapat gelar diploma pertama di Italia, Dr. Maria Montessori, mengembangkan sebuah metode pendidikan yang membantu anak mencapai potensinya. Sesuai namanya, kemudian metode ini dikenal dengan metode Montessori.
Metode ini menekankan pada kemandirian dan keaktifan anak dengan konsep pembelajaran langsung melalui praktik dan permainan kolaboratif. Sejak dikembangkan, metode ini semakin ramai diterapkan dan diyakini sebagai metode terbaik dalam menemani tumbuh kembang anak sejak usia dini.
Di Indonesia sendiri sudah banyak Montessorian—sebutan untuk praktisi metode Montessori—yang dengan semangat membara meyakinkan masyarakat terutama para orangtua tentang keberhasilan metode ini. Salah satunya adalah Vidya Dwina Paramita. Seorang Montessorian yang telah menerbitkan beberapa buku.
Hari-Hari Montessori untuk Anak Usia Dini. Buku tentang metode Montessori yang lebih menekankan pada stimulan. Setidaknya ada dua pokok stimulasi yang dipaparkan dalam buku ini. Pertama, manfaat stimulasi untuk kesiapan akademis. Kedua, ide stimulasi harian dengan barang-barang yang ada di rumah.
Selain menunjukkan berbagai cara gampang stimulasi pada anak usia dini, buku ini juga dengan sangat detail merinci hal-hal yang berkaitan dengan ilmu parenting dan tumbuh kembang anak. Mulai dari menjelaskan dan menunjukkan ciri-ciri perbedaan antara orangtua yang tahu ilmu parenting dengan yang tidak tahu, hingga perkembangan usia anak dari 0-6 tahun.Â
Bahkan di bab terakhir dijelaskan solusi apabila stimulasi yang diterapkan tak berjalan mulus. Mengingatkan kita bahwa seluruh kemampuan yang dimiliki anak tidak didapat secara otomatis, tetapi melalui proses (hal. 207).
Meskipun didominasi teori, uniknya, Vidya menceritakan pengalaman konkrit saat menerapkan Montessori. Halaman 77, Vidya mendapati seorang wali murid yang menangis saat mengetahui bahwa anaknya ternyata mampu makan sendiri. Sebab di mata sang ibu, anaknya masihlah seorang anak mungil yang perlu selalu dibantu.
Di halaman 143, Vidya mengungkapkan ketakjubannya melihat putrinya menghampiri rak mainan dan memainkannya selama kurang lebih dua puluh menit. Setelah selesai, putrinya mengembalikan lagi mainan ke rak sesuai tempatnya.
Buku yang dirancang khusus bagi anak usia dini ini memiliki potensi besar agar pembaca merasakan sendiri manfaat luar biasa melalui pengalamannya masing-masing. Penulis pun tak lupa melampirkan dokumentasi pengalamannya saat anak-anak beraktivitas selama menerapkan Montessori.Â