Mohon tunggu...
Mutia Senja
Mutia Senja Mohon Tunggu... Penulis - Pembelajar

Salah satu hobinya: menulis sesuka hati.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gubuk Juang

9 Mei 2019   12:12 Diperbarui: 9 Mei 2019   12:23 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gubuk j(uang)

;untuk republik pencitraan

oleh: mutia senja

ketika puisi ini kutulis, batinku sosok lugu

mengapit anak aksara yang membeku

seperti udara madiun yang hangat oleh rindu

dikeheningan mataku

"menunggu, mengapa selalu ingin berkawan denganku?"

koyak deru kendaraan menjamur di perempatan jalan

aku rebah pada arah---menebar benih cemas

mengayuh waktu kian laju lampaui bermacam ingatan

menjelma ruang, saat setapak jarak menyeru

"mari, kita bergegas maju"

oh, angin timur menyapa menyejukkanku

berpasang-pasang mata menyerbu

hendak menyerangku dengan tanda seru

"benar saja, ini bukan dialog maya!"

kita sigap mengadu tanya sambil mengabarkan suka cita

lagu-lagu senja mengalun sepanjang detak detik waktu berlalu

"kita sama-sama berjalan(g), bukan?"

duhai penjaga malam, izinkan sebait sajak kubenamkan!

kau sebut "pencitraan", kurangkai jadi "peran cinta"

bukankah dua istilah ini mengandung huruf yang sama?

jangan, jangan koyak isi hatiku!

ah, ponorogo! mega malam yang gemintang!

biarkan aku mengadunya dengan rindu di sepanjang jalan pulang

sebelum sajak-sajakku menghablur jadi debu

kau telah menjadi lukisan bagi bening bola mataku

gubuk bagi kenangan yang ingin mengulang mekarnya harapan

kita satu dalam pusaran kegilaan semesta yang bimbang;

ketika sebuah cerita menjadi doa:

"tuhan, jangan izinkan bertemu. sebelum sungguh tangguh tenagaku

menampung arak rindu", kataku sambil membisik tawa

lukisan jejak hujan turut menggenang kenang

ingatan masih saja bertamu di negeri baru yang kusinggahi---

tak lama---setelah lampu-lampu menyala memadati kota

"aku akan kembali lagi", bisikku

"tentu, setelah berpikir ribuan kali dulu"

hari puisi nasional

ponorogo - sragen, 28 April 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun