Saya tersenyum. Ternyata baru sebatas itu pengetahuan mereka tentang profesi detektif. Lalu saya menjelaskan tentang profesi detektif kepada mereka serta peran bahasa Indonesia dalam profesi tersebut. Saya kemudian menampilkan media pembelajaran dan sedikit bernarasi dengan menampilkan tokoh fiktif ciptaan saya bernama Detektif O.
Di kegiatan inti pembelajaran, saya mulai memberikan mereka sebuah permasalahan. Permasalahannya, mereka harus mencari sebuah kotak rahasia berisi teka teki yang harus mereka pecahkan. Kotak itu sebelumnya sudah saya sembunyikan di beberapa sudut kelas. Masing-masing perwakilan dari kelompok yang saya beri nama tim investigasi, mencari kotak tersebut. Kelaspun mulai riuh. Perwakilan tim investigasi mulai mencari-cari ke beberapa sudut kelas untuk menemukan kotak rahasia, lalu teman satu timnya saling memberitahu dan menyemangati. Ketika mereka berhasil menemukan kotak tersebut, terlihat raut wajah puas dan sorak kegirangan khas anak-anak.
Setelah mereka berhasil menemukan kotak rahasia, mereka mulai membuka isi di dalam kotak itu satu persatu. Ada infografik, papan kata, dan teka-teki silang. Saya mulai menjelaskan cara kerja penyelidikan mereka. Mereka harus membaca infografik dengan teliti, setelah itu mereka mencatat kata yang tidak mereka tahu maknanya di papan kata. Ketika mereka sudah menemukan kata-kata tersebut, mereka boleh mencari maknanya di KBBI daring dengan bantuan gawai yang mereka bawa. Jika penyelidikan satu sudah selesai, mereka bisa lanjut ke penyelidikan dua, yaitu mengisi teka-teki silang. Di akhir kegiatan pembelajaran, mereka mempresentasikan papan kata yang sudah mereka isi.
DampakÂ
Dampak dari praktik baik ini di antaranya nilai peserta didik meningkat, pemahaman peserta didik terhadap kosakata baru juga meningkat, dan tentunya antusiasme saat pembelajaran begitu terasa. Dalam praktik baik ini, saya tidak melulu mengukurnya dengan peningkatan nilai. Saya sadar, ketika saya hanya berekspektasi tinggi pada nilai peserta didik, dan ekspektasi itu tidak berhasil dicapai, saya akan kecewa. Lebih dari sekedar nilai, saya melihat peserta didik saya mengetahui banyak kosakata baru. Ketika saya bertanya,
"Apa makna dari kata imun?" lalu mereka menjawab,
"Kekebalan tubuh."Â
Itu saja rasanya sudah membuat bahagia, sebab sebelumnya mereka tidak tahu makna kata imun, konsumsi, dan lain sebagainya. Â Dampak lain yang juga menurut saya begitu penting adalah antusiasme mereka saat belajar. Sorot mata penuh semangat, rasa penasaran, dan keceriaan, begitu terlihat di wajah mereka. Beberapa guru mungkin senang bila peserta didik mendengarkan dengan penuh ketenangan, tapi bagi saya sorot mata penuh antusias saat belajar adalah bahasa cinta paling dalam dari murid untuk gurunya.
Dengan rasa antusias, manusia buka hanya sekedar jasad.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H